Apa itu 5S? 5S adalah suatu Sistem Manajemen Tata Graha / Manajemen Ketata Rumah Tanggaan / Management Good House Keeping, yang dilakukan dalam rangka mengelola tempat kerja, dimana tempat yang dimaksud dalam hal ini adalah tempat / lingkungan dimana kita bekerja baik itu di area kerja perkantoran maupun di area kerja gudang, area kerja bengkel, area kerja laboratorium, area kerja produksi, dan area pendukung lainnya seperti fasilitas publik dll. Kepanjangan dari 5S adalah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Sistem ini lahir di Negara Jepang.
Seiri – Ringkas (Memilah)
Adalah kegiatan memisahkan segala sesuatu barang yang benar benar diperlukan dan tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan barang barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
Tujuan :
- Ruang/area kerja menjadi longgar, aman, nyaman
- Menghilangkan waktu untuk mencari barang
- Menghilangkan stress
Seiton – Rapi (Penataan)
Adalah kegiatan menata tata letak barang, ruangan, peralatan dan perlengkapan kerja dengan rapi sehingga memudahkan untuk mencari, mudah untuk menemukan dan mudah untuk mengembalikan dan segalanya selalu siap pada saat diperlukan
Tujuan :
- Menghilangkan waktu untuk mencari barang
- Meningkatkan disiplin penggunaan barang
Seiso – Resik (Pembersihan)
Adalah kegiatan mebersihkan tempat kerja, mesin dan perlengkapan/ peralatan kerja dari debu dan kotoran yang melekat secara teratur agar kondisi tempat kerja, mesin dan peralatan/ perlengkapan kerja selalu dalam keadaan bersih dan terhindar dari kerusakan, degradasi dan abnormality
Tujuan :
- Menjaga kebersihan ruang, alat, dll
- Meningkatkan kualitas kinerja alat/ mesin
- Peduli lingkungan tempat kerja
Seiketsu – Rawat (Pemantapan)
Adalah kegiatan merawat/ memelihara tempat kerja, fasilitas kerja dll agar ditempat kerja selalu terjaga kebersihan, kerapian dan keteraturan secara konsisten.
Tujuan :
- Personil bekerja sesuai standar tempat kerja
- Mempertahankan kondisi optimum tempat kerja
- Mewujudkan tempat kerja yang bebas kesalahan
- Visual control sistem
Shitsuke – Rajin (Pembiasaan)
Adalah melakukan sesuatu yang “BENAR DAN POSITIF” secara berulang ulang, terus menerus dan berkesinambungan yang dicerminkan melalui pola pikir, pola sikap, pola prilaku, pola kerja dan pola belajar
Tujuan :
- Senantiasa bekerja sesuai sistem dan prosedur
- Munculnya budaya produktif, efektif dan efisien di lingkungan tempat kerja
- Meningkatkan jiwa korsa
- Meningkatkan motivasi, disiplin dan ethos kerja
Kapan 5S Populer?
Di jepang kepengurusan rumah tangga yang baik (good housekeeping) sudah menjadi kebiasaan umum, baik di rumah maupun disekolah, sekalipun belum terorganisir secara sistematis.
Tiga orang konsultan dari jpc, masing – masing yasushi fukuda, khazuo tsuchya dan hajime suzuki pada tahun 1980-an, teknik pengurusan rumah tangga yang baik ini diorganisir sedemikian rupa, yang mereka istilahkan dengan 5s, sebagai fondasi peningkatan produktivitas di perusahaan.
Dengan dipublikasikannya buku pertama mereka tentang 5s yang berjudul “surprising 5s technique” pada bulan oktober 1985, secara tidak terduga menjadi buku terlaris yang membuat 5s menjadi populer!
Di singapura, teknik 5s ini telah dipopulerkan oleh tiga konsultan tersebut pada akhir tahun 1985 di beberapa perusahaan model, dalam rangka tes (technical expertise service) apo.
Di indonesia, 5s mulai diperkenalkan pada bulan mei 1991 dengan diundangnya mr. Yasushi fukuda oleh pusat produktivitas nasional pada “workshop ipi” yang diikuti oleh peserta dari beberapa perusahaan. Sedangkan pelaksanaan di lapangan baru pada bulan oktober 1991, di tiga perusahaan model oleh pusat produktivitas nasional di bawah bimbingan mr. Hajime suzuki.
Bagaimanakah agar 5S dapat berjalan?
Pertanyaan mendasar yang selalu diajukan adalah seperti itu. Secara teori sangat mudah menjalankan 5S, namun 5S ini adalah masalah budaya. Mengubah budaya kerja tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen, ketelatenan, dan semangat.
- Segalanya harus dimulai dari atas. Untuk mendukung pelaksanaan 5S, pihak owner dan top management harus giat untuk menggalakkan budaya ini. Tanpa dukungan dari yang diatas, hal ini akan sulit dilakukan
- Melakukan kampanye 5S dengan memasang slogan dan poster terkait 5S
- Breakdown tiap bagian / tim dalam perusahaan untuk membuat pola kerja terkait 5S
- Memantau pelaksanaan program kerja masing-masing bagian yang telah dibuat
- Jika perlu, adakan kompetisi 5S antar bagian dalam perusahaan dengan sedikit rangsangan berupa bonus atau hadiah
- Sesuai dengan prinsipnya, 5S merupakan budaya kerja. Alangkah jauh lebih baik jika suatu budaya itu muncul dari dalam diri masing-masing individu, tanpa ada paksaan atau iming-iming hadiah
Sumber: Scomptec-learning.com | blog.fitb.itb.ac.id