5 Model Proses Bisnis Paling Populer dan Bagaimana Menggunakannya

5 Model Proses Bisnis Paling Populer dan Bagaimana Menggunakannya

5/5 - (3 votes)

Di tengah dinamika global dan teknologi yang berkembang pesat, organisasi dihadapkan pada tuntutan untuk terus beradaptasi dan meningkatkan cara mereka melakukan bisnis. Model-model proses bisnis yang efektif memungkinkan organisasi untuk mengoptimalkan operasi, mengurangi biaya, dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

Proses bisnis yang paling populer dapat bervariasi tergantung pada industri dan tujuan bisnis. Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang beberapa model proses bisnis paling populer, dan bagaimana cara menggunakanya.

1. Proses Bisnis Linier (Linear Business Process)

Proses Bisnis Linier (Linear Business Process) merupakan model proses bisnis yang dirancang untuk dijalani secara berurutan dan berkesinambungan dari awal hingga akhir. Dan Proses ini melibatkan serangkaian langkah yang diikuti secara berurutan, mulai dari inisiasi hingga penyelesaian.

Setiap langkah dalam proses ini tergantung pada langkah sebelumnya dan mengarah ke langkah berikutnya. Analoginya seperti jalur lurus yang diikuti dari titik A ke titik B tanpa cabang atau penundaan yang signifikan.

Penerapan Proses Bisnis Linier membantu mengoptimalkan efisiensi, mengurangi risiko kesalahan, dan memastikan hasil yang konsisten dalam operasi sehari-hari. Contoh penerapannya pada produksi barang, dimana tahap-tahap pembuatan produk mengikuti urutan tertentu, seperti pengadaan bahan mentah, produksi, pemeriksaan kualitas, pengemasan, dan distribusi.

Keuntungan dari model ini adalah struktur yang jelas, memungkinkan pemantauan dan pengukuran yang mudah, serta memudahkan pengidentifikasian potensi perbaikan dalam proses. Namun, bisa kurang fleksibel jika ada perubahan yang diperlukan selama proses, sehingga beberapa organisasi memilih model lain yang lebih adaptif.

Baca juga : Strategi Efektif Memperbaiki Bisnis Proses Dalam Industri Konstruksi Dan Infrastruktur

2. Proses Bisnis Fungsional (Functional Business Process)

Proses Bisnis Fungsional ini merupakan  model proses bisnis yang terfokus pada fungsi-fungsi utama atau departemen-departemen khusus di dalam suatu organisasi. Setiap fungsi memiliki proses bisnisnya sendiri yang terkait dengan tujuan dan tugas-tugas spesifik dari fungsi tersebut.

Penerapan Proses Bisnis Fungsional ini melibatkan proses identifikasi, analisis proses bisnis, koordinasi antar fungsi dan melakukan evaluasi untuk perbaikan. Hal ini memungkinkan organisasi untuk memfokuskan sumber daya dan energi pada area spesifik bisnis, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan yang terkait dengan setiap fungsi. 

Setiap departemen bertanggung jawab atas pengembangan dan peningkatan proses bisnis dalam wilayah fungsinya masing-masing. Koordinasi antar-fungsi ini menjadi kunci untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

Baca juga : Design & Modelling Business Process Management

3. Proses Bisnis Rekayasa Kembali (Business Process Reengineering – BPR)

Proses Bisnis Rekayasa Kembali merupakan suatu metode transformasi bisnis yang radikal untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan efektivitas organisasi. Pendekatan ini melibatkan pembongkaran ulang dan pemodelan kembali proses-proses bisnis yang ada, dengan tujuan mencapai perbaikan dramatis dalam proses, kualitas, layanan, dan biaya.

BPR melibatkan transformasi mendalam pada proses bisnis yang sudah ada untuk mencapai peningkatan signifikan dalam kinerja, efisiensi, dan efektivitas. Proses penerapan BPR melibatkan beberapa langkah diantaranya; identifikasi, analisis, merancang ulang proses bisnis, menggunakan teknologi dengan bijak, kolaborasi tim, dan mengimplementasikan proses baru untuk penyempurnaan berkelanjutan.

Penerapan BPR ini bertujuan untuk menghasilkan perubahan yang mendasar dan transformasional dalam organisasi, meningkatkan efisiensi, inovasi, dan kemampuan bersaing di pasar. Dalam proses ini, perubahan tidak hanya terjadi pada tingkat proses bisnis, tetapi juga pada budaya organisasi dan struktur organisasi secara keseluruhan.

Baca juga : Inovasi Bisnis Proses: Kunci Sukses Industri Halal di Pasar Global

4.Proses Bisnis Terdistribusi (Distributed Business Process)

Proses Bisnis ini merupakan model proses bisnis di mana aktivitas-aktivitas yang membentuk suatu proses dilakukan secara terdistribusi atau tersebar di berbagai lokasi, baik secara geografis maupun organisasional. Artinya, berbagai unit, cabang, atau entitas dalam organisasi dapat bekerja secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu proses bisnis.

Proses ini melibatkan koordinasi dan kolaborasi antara unit atau departemen yang berbeda dalam suatu organisasi atau bahkan di seluruh organisasi. Selain itu, penerapan proses bisnis ini juga melibatkan penggunaan teknologi, fleksibilitas lokasi, optimalisasi sumber daya alam, pengintegrasian dan sinkronisasi serta manajemen dan pengawasan yang baik.

Proses ini sangat relevan dalam lingkungan bisnis global, di mana banyak organisasi memiliki operasi yang tersebar di berbagai lokasi atau bahkan berkolaborasi dengan mitra bisnis di seluruh dunia. Teknologi modern memainkan peran krusial dalam memfasilitasi proses bisnis terdistribusi, membantu organisasi bekerja secara efisien di berbagai tempat dan memanfaatkan potensi sumber daya global.

Baca juga : Manajemen Aset: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Fungsi dan Contohnya

5.Proses Bisnis Berbasis Teknologi (Technology-Enabled Business Process)

Proses ini mengacu pada integrasi teknologi informasi dan komunikasi yang kuat dalam setiap aspek proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing organisasi. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi ini dapat mempercepat, mendukung, dan meningkatkan efisiensi proses bisnis, seperti penerapan sistem ERP (Enterprise Resource Planning).

Teknologi diintegrasikan dengan baik untuk mendukung, mengotomatisasi, dan mengoptimalkan berbagai aktivitas dan fungsi dalam suatu proses bisnis. Penggunaan teknologi memungkinkan otomatisasi tugas-tugas rutin, mengarah pada percepatan proses, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan menghemat waktu.

Penerapan proses bisnis ini memerlukan komitmen, pengelolaan perubahan yang baik, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan bisnis. Hal ini dapat membantu organisasi untuk tetap kompetitif di era digital dengan memaksimalkan manfaat teknologi, meningkatkan efisiensi, dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan. 

Penerapan proses bisnis ini juga memfasilitasi inovasi berkelanjutan dan pengembangan bisnis yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan konsumen.

Kesimpulan 

Lima model proses bisnis yang telah dibahas memberikan perspektif yang berbeda dalam mengelola dan meningkatkan efisiensi operasional organisasi. Terapkan model-model ini secara bijak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis. Model proses bisnis ini dapat membantu organisasi meningkatkan kinerja, efisiensi, dan daya saing mereka di pasar yang terus berubah. Tidak ada satu model yang sempurna, namun kombinasi atau adaptasi model-model ini sesuai dengan konteks bisnis masing-masing dapat membawa manfaat yang besar.

 

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?