Apa itu Preventive Maintenance?
“Sering kali salah pengertian bahwa TPM adalah program milik Produksi atau Maintenance atau Operation Department. TPM mampu meningkatkan keefektifan atas hasil dalam rantai bisnis perusahaan. Bahkan hingga sampai kewilayah Sales & Finance (Accounting). TPM adalah milik Perusahaan dan menjadi tanggung jawab siapapun yang bekerja dalam organisasi bisnis.”
Sejarah singkat Total Productive Maintenance dapat diringkas kedalam jenis aktivitas pekerjaan sebagai berikut:
Downtime Maintenance
Downtime maintenance artinya kegiatan perbaikan baru akan dilaksanakan pada saat alat kerja (mesin) benar-benar sudah tidak dapat lagi menghasilkan produk atau dioperasikan. Kerusakan jenis ini dapat berakibat serius, yaitu melemahnya daya saing dan kemampuan memasok produk kepada pelanggan.
Preventive Ma
intenance (1951)
Preventive Maintenance yang dimaksud disini adalah kegiatan ‘preventive maintenance’ harian yang meliputi kebersihan, inspeksi, pelumasan dan pengencangan sambungan (baut, klem..) pada mesin dan alat kerja. Preventvie maintenance seperti ini diperkenalkan pada tahun 1951 di Jepang dari perusahaan automotif Amerika. Tujuan dari kegiatan preventive ini adalah untuk menjamin dan mempertahankan kondisi prima dari mesin/alat kerja dari tidak berfungsinya alat pada saat akan digunakan ataupun kerusakan pada saat proses berlangsung. Dampak langsung dari kegiatan Preventif ini adalah pemeliharaan sehingga alat/mesin dapat berumur panjang.
Periodic Maintenance (Time Based Maintenance = TBM)
Maintenance berdasarkan program
kerja untuk kegiatan pemeriksaan, perbaikan, pengantian suku cadang dan pembersihan untuk mengantisipasi terjadinya masalah saat proses berlangsung.
o Predictive Maintenance
Adalah cara untuk menentukan periode perbaikan dan pemeliharaan mesin/alat kerja berdasar atas hasil inspeksi, temuan dan diagnosa. Aktivitas pengamatan yang difokuskan untuk penyimpangaan terhadap kebisingan, getaran, suara yang ganjil, tetesan/rembesan pelumas, menurunnya produktivitas, dsb.
Corrective Maintenance (1957)
Peningkatan hasil atas kenerja alat/mesin dari hasil perbaikan komponen suku cadang atau mofikasi alat/mesin. Improvisasi pada suku cadang dan mofikasi mesin yang dimaksudkan adalah mampu memberikan dampak positif bagi kegiatan Preventive Maintenance. Alat/mesin dan suku cadang yang memiliki kelemahan didesign ulang, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan penurunan biaya operasi.
Maintenance Prevention (1960)
Segala kekurangan dari mesin dan alat kerja yang terpasang dipelajari. Kemudian dikembangkan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja pada unit baru yang akan dipasang (dibeli).
Pada tahun 1960, TPM dikembangkan di NIPPONDENSO. TPM yang menekankan pada Autonomous Maintenance (pilar ke 2) dan Design Engineering untuk ‘Early Equipment & Process Management’ (pilar ke 5). Dan Nippondenso merupakan perusahaan pertama yang memperoleh sertifikasi dari JAPANESE INSTITUTE of PLANT ENGINEERS (JIPE) untuk implementasi TPM.
Sasaran dari penerapan TPM adalah:
1. 100% kesiapan alat dan mesin untuk memproduksi barang yang berkualitas
2. Penurunan biaya dan kendali jaminan mutu yang tetap konsisten
3. Kemampuan memproduksi dengan flexibilitas terhadap batch size yang kecil
4. Zero defect pada produk yang dikirim ke pelanggan
Sumber: bestmanufacturing.blogspot.com