Pemerintah Arab Saudi memanggil pimpinan pekerja sector umum dan swasta untuk meninjau kembali jam kerja selama bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan produktivitas para pekerja yang mengalami perubahan karena puasa.
Dilansir dari Arabnews, tinjauan kembali itu membahas mengenai pergantian jam kerja dan jam tidur karyawan selama bulan puasa. Hal ini karena adanya pelayanan buruk di kantor pemerintah selama bulan puasa, terutama di minggu pertama Ramadan saat banyak pekerja yang absen atau bahkan tidak melakukan pekerjaannya.
Ali Hazaa, yang bekerja untuk perusahaan swasta mengatakan, ia mendapat kesulitan untuk mebiasakan diri bekerja di jadwal kerja yang berbeda selama Ramadan. Selain itu, ia juga kesulitan bangun tidur lebih awal. Menurutnya, kurang tidur menimbulkan kelelahan saat bekerja.
“Akan jadi lebih baik apabila Ramadan dijadikan waktu libur bagi semua karyawan sehingga mereka memiliki waktu yang cukup untuk memenuhi kewajiban agama, atau membuat shift malam sehingga karyawan bisa menyelaraskan pekerjaan mereka dan menghindari keterlambatan kerja.”
Pekerja lainnya, Saleh Al-Hamadi mengatakan, “Saya rasa akan lebih baik jika jam kerja selama Ramadan diubah menjadi malam hari, sehingga para pekerja tidak malas dan bisa mengerjakan pekerjaannya dengan sesuai.”
Meski begitu, pekerja lainnya mengatakan, Ramadan tidak berdampak apapun bagi produktivitas mereka. “Saya mendukung kebutuhan karyawan untuk bekerja selama Ramadan,” kata Hassan Alqani. “Tapi saya pikir, waktu kerja harus dikurangi menjadi dua minggu dalam sebulan. Ini untuk memberi waktu pekerja agar punya waktu cukup menjalankan kewajiban agama, khususnya selama 10 hari terakhir Ramadan.”
Ia mengatakan, para karyawan merasa lelah dan absen dari pekerjaan karena harus menyesuaikan diri dengan rutinitas baru, khususnya saat awal Ramadan. Untuk Ahmed Eid, bekerja di bulan Ramadan adalah hal yang spesial untuk menyeimbangkan kebutuhan ibadah dan pekerjaan, “Tidak diragukan lagi, produktivitas pekerja menurun selama Ramadan karena alasan kesehatan. Tapi saya kira, hal ini diperburuk lagi dengan jam kerja yang lambat di bulan Ramadan yaitu pukul 10.00 pagi,”katanya.
“Mengubah jam kerja menjadi pukul 7.00 hingga 12.00, menurut saya, lebih baik guna mengatur waktu kerja karyawan dan tingkat produktivitas.” tambahnya.
Pekerja lain, Ahmed Asiri mengatakan sesuatu harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas di departemen pemerintah. “Kita punya kesulitan di departemen pemerintahan karena hanya sedikit pekerja di sana sehingga banyak urusan selesai lebih lama.”
Seperti diberitakan sebelumnya, produktivitas Arab Saudi menurun 40 persen selama Ramadan karena puasa dan cuaca panas bersuhu tinggi saat musim panas.
Sumber: ramadhan.detik.com