Public Training Kalibrasi Massa Suhu dan Tekanan, 07 - 08 Januari 2019

Sistem Manajemen Mutu Dalam Sebuah Perusahaan

Rate this post

Setiap perusahaan yang ada pastinya memiliki banyak sekali tujuan yang ingin digapai salah satu contohnya yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan beberapa langkah ataupun cara yang harus dilakukan. Disini pastinya setiap perusahaan memiliki cara tersendiri untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut salah satunya yaitu dengan membuat sebuah acuan tersendiri akan sistem manajemen mutu.

Adanya sistem manajemen mutu didalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi merupakan hal yang wajib untuk dapat dimiliki. Upayah sistem manajemen mutu didalam sebuah perusahaan digadang-gadang dapat menjadi sebuah solusi untuk dapat memenuhi sebuah kebutuhan masyarakat beserta kepuasaan pelanggan serta mendapatkan keuntungan bagi para perusahaan. Maka tidak heran kalau para perusahaan setiap tahun selalu berusaha memperbaiki akan sistem manajemen mutu.

Dengan setiap perusahaan mengeluarkan sistem manajemen mutu sendiri-sendiri dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Dimana disatu sisi memiliki sifat positif yaitu bahwa setiap perusahaan selalu berlomba-lomba menghasilkan suatu produk yang berkualitas sesuai dengan sistem manajemen mutu yang dianutnya. Sedangkan sisi lainnya yang bersifat negatif yaitu setiap produk ataupun sistem manajemen mutu akan terjadi tumpang tindih sehingga setiap perusahaan tidak terjadi persaingan yang sehat.

Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara setiap perusahaan maka disini pihak yang memiliki kekuasaan tertinggi yaitu pemerintah harus melakukan sesuatu agar mencegah peristiwa tersebut. Disini pastinya pihak pemerintah telah melakukan berbagai macam cara salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menstandarkan sistem manajemen mutu yang tertuang dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).

Sebagai masyarakat yang tinggal di negara Indonesia pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya SNI. Bahkan setiap produk yang digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan sehari-hari haruslah memiliki standar kualitas dari SNI. Apabila sebuah produk yang beredar didalam masyarakat di negara Indonesia tidak memiliki standar kualitas SNI maka produk tersebut harus ditarik dari peredaran agar tidak digunakan oleh kehidupan masyarakat sehari-hari. Maka timbul sebuah pertanyaan apakah SNI ini dapat dapat benar-benar efektif untuk sebuah standar manajemen mutu?.

Menurut penulis sendiri untuk produk yang beredar didalam masyarakat di wilayah negara Indonesia sebuah produk memiliki standar sesuai dengan SNI sudah cukup. Namun berbeda jika sebuah produk yang ingin dipasarkan di luar dari wilayah negara Indonesia pastinya harus menaati standar didalam wilayah yang akan dituju tersebut. Setiap wilayah pastinya memiliki standar kualitas dari produk yang dapat beredar didalam tengah-tengah masyarakat apabila tidak dibuat sebuah standar yang berlaku secara internasional maka akan muncul banyak sekali standar sesuai berdasarkan wilayahnya.

Saat ini telah dibentuk sebuah Internasional Standard Organisasi atau biasa disebut oleh masyarakat sebagai ISO. Dimana hal tersebut merupakan sebuah organisasi yang bersifat secara internasional yang memiliki fungsi sebagai pihak yang mengoordinasikan penyusunan sebuah standar. ISO yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu yaitu ISO seri 9000. Didalam ISO seri 9000 memiliki 4 seri yaitu ISO 9000, ISO 9001, ISO 9004, dan ISO 19011. Kesamaan dari 4 seri dari ISO tersebut adalah sama-sama memabahas mengenai sistem manajemen mutu. Maka muncul pertanyaan yaitu mengapa ISO sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk produksi barang?.

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut akan dikaitkan dengan sebuah kejadian ekspor yang dilakukan oleh pihak Indonesia ke luar negeri. Dari pihak negara Indonesia melalui sebuah perusahaan melakukan kegiatan ekspor sebanyak 25 kontainer kelapa asal Sumatera Selatan yang ditotal. Penolakan kegiatan ekspor ke negara Thailand tersebut dikarenakan produk yang dijual tidak dapat memenuhi spesifikasi akan kualitas negara pembeli (Thailand). Apabila sudah terjadi pengembalian barang eksport tersebut tentunya pihak penjual dalam hal ini akan mendapatkan kerugian yang cukup besar. Kerugian yang dialami pastinya tidak hanya kehilangan keuntungan saja tetapi juga kehilangan kontrak kerjasama karena menilai bahwa pihak dari negara Indonesia tidak mampu untuk bekerja sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

Perlu digaris bawahi ketika terjadi perpindahan standar kualitas dari SNI menjadi ISO lantas meninggalkan standar kualitas SNI. Tetapi untuk produk-produk yang beredar didalam masyarakat di wilayah Indonesia haruslah memiliki standar SNI tetapi apabila produk tersebut mau melakukan pemasaran keluar negeri maka harus memiliki standar kualitas ISO. Namun nyatanya untuk dapat membuat pihak-pihak yang bekerja dibidang produksi akan suatu produk yang digunakan oleh masyarakat mau beralih menggunakan dua standar baik itu SNI atau ISO tidaklah mudah. Terkadang adanya perbedaan diantara kedua standar tersebut mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh pihak yang beriaktan dengan produksi barang tersebut. Ada banyak sekali alasan-alasan banyak yang membuat pihak-pihak yang bekerja di produksi barang kurang mendukung salah satu alasannya adalah:

Pertama adalah menaikan harga produksi. Dengan wajib untuk memenuhi standar baik itu standar dari SNI ataupun dari ISO pastinya kualitas dari barang yang diproduksi haruslah dapat dipenuhi. Untuk mengapai kualitas tersebut tentunya dari mulai bahan, mesin, sampai metode haruslah memiliki standar yang baik. Biasanya apabila standar yang baik tersebut pihak produksi harus mengeluarkan yang cukup lebih dalam akan biaya yang dikeluarkan. Padahal konsep dari pihak produksi adalah menekan sekecil mungkin biaya produksi dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Kedua adalah selalu diperbaruhinya standar SNI dan ISO. Akibat adanya pembaharuan yang selalu dilakukan untuk meningkatkan standar kualitas barang maka akan berdampak kurang baik bagi pihak produksi barang. Dimana pihak produksi barang harus selalu merubah beberapa hal dari mulai bahan, mesin, sampai metode agar dapat memenuhi standar baik itu SNI atau ISO yang berlaku. Tentunya perubahan yang dilakukan pastinya membutuhkan biaya yang cukup dalam bagi pihak produksi.

Memang dengan adanya sebuah standar kualitas baik itu SNI atau ISO dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua. Dimana disatu sisi pihak produksi barang harus mengeluarkan biaya yang cukup dalam untuk dapat memenuhi standar kualitas yang berlaku. Sedangkan untuk sisi lainnya menyelamatkan pihak produksi barang akan ditolaknya atau tidak diterimanya produk yang telah dibuatnya. Adanya standar baik itu  berupa SNI atau ISO dapat menjadi sebuah pemberi rasa aman bagi masyarakat ketika menggunakan produk tersebut dalam kegiatan sehari-hari.

Jadi gimana para pihak produksi barang apakah masih mau membuat secara asal-asalan sehingga keuntungan bisa didapatkan secara maksimal dengan biaya yang minimum tapi tidak ada rasa ama bagi masyarakat. Atau pihak produksi mau membuat produksi barang yang sesuai standar dengan memberikan biaya yang cukup dalam tetapi masyarakat yang menggunakan produk tersebut akan aman. Semua itu tergantung pilihan dari para pihak produksi. Jadi pihak yang bekerja dalam proses produksi barang mau milih yang mana?.

Semoga tulisan ini dapat memberikan sebuah informasi yang bermanfaat bagi anda para pembaca khususnya pihak-pihak yang berkaitan dengan produksi sebuah barang. Terima kasih.

 

PENULIS: Muhammad Taufan

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?