PQ News – Yang Terlewat oleh Gubernur Jakarta selama Setahun Ini; Keamanan Pangan Segar di Jakarta!

PQ News
Rate this post

Ketika menghadiri acara yang dibuat oleh Dinas Pertanian DKI Jakarta, akhir September 2013 lalu di Puncak, saya terhenyak ketika seorang pengawas pestisida menyatakan bahwa buah dan sayur yang masuk ke pasar induk di Jakarta melewati ambang batas residu pestisida. Yang memprihatinkan, ibu ini menanyakan, apa yang harus dilakukannya dengan data itu? Karena ketika menegur pedagang, lah pedagangnya mana tau apa-apa.

Sebenarnya didalam UU Pangan, otoritas terkait pengawasan keamanan pangan segar itu ada di Kementrian Pertanian (Kementan). Sayang, masalah ini walau sudah diadvokasi berkali-kali, mentok di level kementannya.  Malah kementan pernah memberi hadiah pestisida gratis ke petani (sponsor pestisida merk tertentu?). Pengawasan lemah di segala lini. Bahkan bisa jadi seorang penyuluh pertanian menjadi agen penjual pestisida di lapangan.

Syukurlah ada beberapa organisasi pendamping petani yang bekerja agar petani mengurangi pestisidanya. Seperti seorang teman menyatakan, ketika mendampingi petani kubis di Lembang, penyemprotan bisa dilakukan 70 kali dalam waktu 3 bulan panen! Ketika didampingi, bisa mengurangi penyemprotan pestisida hanya menjadi 7 kali saja. Jadi berkurang sepuluh kali lipat. Petani bisa menghemat pembelian pestisida yang sangat mahal, tetapi produktivitasnya tidak menurun.

Nah, hasil pertanian sekitar wilayah Jakarta inilah yang masuk ke pasar induk di Jakarta. Karena kesehatan warga dari hasil konsumsi pangan ini juga merupakan kepedulian seorang Gubernur, maka kami berharap kepada JOkowi-Ahok untuk ikut memperhatikan masalah keamanan pangan segar ini, diantaranya adalah:

1. Ada alat tes cepat yang digunakan kepala pasar untuk memastikan keamanan pangan segar yang dijual dipasar tradisional tersebut. Jadi, kepala pasar diberdayakan bukan hanya untuk manajemen stock di pasar, tetapi juga masalah keamanan pangannya

2. Bekerjasama dengan daerah pemasok pangan segar. Misalnya jika bawang merah dipastikan dari Brebes, apakah bisa Pemprov DKI bekerjasama dengan Pemda Brebes untuk memastikan bawang merah dari sini minim residu pestisidanya? Atau jika sayur mayur dari Bogor dan Cianjur, bisa diadakan pembinaan kepada petaninya sekalian agar mengurangi pemakaian pestisida?

3. Dalam program revitalisasi pasar tradisional yang akan dilakukan oleh Jokowi-Ahok bekerjasama dengan Kemendag, bisakan nanti akan ada los/lapak khusus pangan segar organik, dimana organisasi petani organik punya akses langsung? Ini untuk mengurangi biaya di titik titik distribusinya, sehingga pangan segar yang sehat ini harganya terjangkau.  Pangan segar organik/semi organik mengurangi atau sama sekali tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia dalam sistem pertaniannya.

Semoga ini terwujud, sekalian dengan penataan pasar tradisionalnya. Betapa jika revitalisasi pasar tradisional jadi ada, warga Jakarta akan senang belanja disini, pangannya terjamin aman. Dan distribusi kekayaan Indonesia mengalir bukan dari kaya ke kaya, tetapi mengalir ke bawah, kesenjangan lebih diperkecil…

Yang jelas, Bravo Jokowi-Ahok, dengan kinerjamu selama setahun ini, warga cukup puas, terbukti dengan tingkat kepuasan yang mencapai 87,5%…:D…Semoga setelah ini, penataan pasar tradisional segera menyusul!

Dan jika Jokohok peduli keamanan pangan segar di pasar tradisional, ketahuilah, ini pertama kalinya pemimpin peduli masalah ini setelah 68 tahun Indonesia merdeka!

Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com

Baca berita hariannya di www.ipqi.org Terima Kasih

 

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?