Sebenarnya apa yang dimaksud dengan produktifitas? Secara teknis produktifitas adalah rasio output terhadap input. Merupakan ukuran dimana seberapa efektif dan efisienkah dalam suatu usaha, proses atau ekonomi menggunakan input yang ada bisa berupa tenaga kerja, mesin, atau kapital untuk menghasilkan suatu output bisa berupa produk atau jasa ataupun nilai tertentu.
Sebuah peningkatan produktifitas berarti adalah lebih banyak produk atau jasa atau nilai tertentu yang dihasilkan dengan sejumlah input yang diberikan. Ini sama sekali tidak terkait dengan memotong anggaran biaya atau memotong biaya produksi. Tapi lebih tepat bagaimana mengerjakan sesuatu dengan benar dan bagaimana mengerjakan yang benar, dalam rangka memperoleh nilai yang optimum atau maksimum.
Sebagai contoh, produktifitas bisa dimulai diri sendiri. Ada satu kegiatan yang selalu kita lakukan tapi seringkali kita tidak sadari yaitu bernafas. Apakah kegiatan bernafas itu merupakan sesuatu yang dapat dikendalikan atau tidak bisa dikendalikan? Ya, tentu saja kebanyakan dari kita tidak sadar bahwa sedang bernafas. Namun sesungguhnya bernafas adalah suatu input sedangkan outputnya adalah jumlah oksigen yang diserap oleh paru-paru kemudian dialirkan lewat saluran darah dan mengalir ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan, baik untuk jantung, otak maupun untuk organ lainnya, dan pada akhirnya digunakan untuk melakukan suatu aktifitas baik untuk bekerja, belajar, membaca dan lainnya.
Umumnya manusia bernafas sekitar 18 – 20 kali per menit. Misalkan dengan bernafas 20 x per menit bisa digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan di kantor. Dapatkah kita mengefisiensikan nafas kita atau input siklus pernafasan kita , dengan output yang sama yaitu dengan beban kerja di kantor. Ternyata sangat mudah. Mari coba lakukan hal ini. Mulailah bernafas secara pelan-pelan, misalkan menarik nafas 10 detik, menahan nafas 10 detik dan membuang nafas 10 detik. Awalnya mungkin sedikit terengah-engah karena tubuh sedang beradaptasi, tapi lambat laun akan biasa. Setelah terbiasa, maka kita hanya memerlukan 2 kali bernafas dalam satu menit untuk suatu pekerjaan.
Sekarang hitung produktifitas yang diperoleh. Dengan output yang sama yaitu sama-sama bekerja, kita hanya memerlukan input yang 10 kali (dari 20 : 2) lebih rendah atau menghemat 90%. Sangat luar biasa jika ternyata hanya melalui langkah kecil dengan mengurangi input yang ada, ternyata tubuh bisa beradaptasi dan berproses serta menghasilkan output yang sama besar. Itulah sebabnya, beberapa orang yang mengetahui rahasia di balik pernafasan, sanggup mengolah dan memberdayakan sedemikian rupa sehingga mereka menjadi lebih optimal dan memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan orang biasa. Hal ini biasa dilakukan oleh para ahli ilmu beladiri, pendekar atau ksatria baik sejak jaman dahulu kala.
Jika hal ini sudah dilakukan sejak dulu kala, bayangkan jumlah efisiensi tubuh kita rata-rata dibandingkan orang lain, maka kita sendiri sebenarnya hanya cukup menggunakan 10% sumber daya untuk menghasilkan output yang sama dengan orang lain. Secara tidak langsung jumlah makanan, minuman atau input lainnya juga akan lebih baik.
Karena itulah, dalam agama tertentu seperti halnya agama Islam mengajarkan ibadah Puasa, yang salah satu manfaatnya adalah mengefisiensikan dan mengoptimalkan sumberdaya input manusia dengan tetap menghasilkan output yang sama. Jika tidak makan/minum untuk waktu sekitar 12 jam, maka secara langsung manusia sudah mengurangi sepertiga kebutuhan makan minum, dan pada saat itu terjadi optimalisasi proses pembakaran ataupun penggunaan makanan/minuman di dalam saluran pencernaan tubuh manusia. Tak mengherankan, setelah menjalankan puasa, tubuh akan sehat kembali.
Sumber: ilmusdm.wordpress.com