Lean Manufacturing adalah suatu sistem manajemen ataupun metodologi yang berupaya untuk menghilangkan pemborosan (waste) dalam produksi, meningkatkan nilai tambah pada suatu produk serta memberikan nilai kepada kepada pelanggan yang dilakukan secara terus menerus (continuously Improvement) oleh suatu Industri manufaktur (pabrik). Tujuan dasar dari suatu bisnis industri manufaktur tentunya adalah mencapai laba dalam jangka panjang agar keberadaan atau eksistensi perusahaan tersebut tetap dapat berlangsung.
Untuk mencapai Laba yang sifatnya jangka panjang, perusahaan tersebut perlu melakukan beberapa hal dibawah ini yang dikenal juga dengan konsep QCDS :
- Memproduksi produk yang berkualitas tinggi secara konsisten dan terunggul di kelasnya (Quality).
- Memastikan biaya produksinya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya (Cost).
- Pengiriman yang tepat waktu (Delivery).
- Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya (Service).
Lean Manufacturing dapat membantu perusahaan agar tetap dapat bersaing dengan cara meningkatkan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan berupaya untuk mengurangi biaya produksinya secara terus menerus.
Dulu, produsen membuat suatu produk dan membebankannya kepada pelanggan (customer), dapat ditulis dalam rumus berikut ini :
Biaya + Laba = Harga Jual Produk
Artinya, Harga Jual suatu Produk ditentukan oleh Biaya produksinya ditambah dengan seberapa besar laba yang diinginkan oleh Produsen.
Tetapi apa yang terjadi pada saat ini adalah kebalikannya, Produsen harus mengurangi biaya produksinya untuk mendapatkan laba yang diinginkannya. Penulisan rumusnya seperti dibawah ini:
Harga Jual Produk – Biaya = Laba
Artinya, Harga Jual suatu produk dikurangi biaya produksinya itulah Laba yang dapat diperoleh oleh Produsen.
Terdapat 3 Prinsip dan 6 Strategi dalam penerapan Lean Manufacturing di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri perakitan Elektronik.
3 (Tiga) Prinsip Lean Manufacturing :
3 Prinsip Lean Manufacturing yang diterapkan dalam Produksi untuk mencapai Tujuan Operasional Bisnis antara lain :
-
Prinsip Medefinisikan Nilai Produk (Define Value Principle)
Mendefinisikan Nilai suatu produk berdasarkan pandangan dan perspektif pelanggan melalui konsep QCDS + PME (Quality Cost Delivery, Service + Productivity, Motivation and Environment)
Dalam prinsip peng-definisian Nilai suatu produk, perlu melakukan proses Value Stream identification yaitu melakukan identifikasi terhadap NIlai-nilai yang terkandung dalam aliran proses mulai dari Supplier (pemasok) sampai ke Customer (pelanggan). Dari Identifikasi aliran proses tersebut kita dapat mengetahui mana proses atau pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk dan kepuasan pelanggan. -
Prinsip Menghilangkan Pemborosan (Waste Elimination Principle)
Pemborosan adalah suatu pekerjaan ataupun proses yang tidak memberikan Nilai Tambah terhadap produk dan kepuasan pelanggan. Untuk lebih jelasnya anda dapat melihat artikel 7 Waste yang harus dihindari dalam Produksi.
-
Prinsip Pendukungan Karyawan (Support the Workers Principle
Memberikan pengetahuan tentang alat-alat (tools) yang diperlukan untuk melaksanakan Lean Manufacturing dan pelatihan (Training) yang memadai kepada karyawan-karyawati dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan Karyawanlah yang merupakan orang yang langsung berhadapan dengan pekerjaan penerapan Lean Manufacturing dan merekalah yang menjalankan operasional harian produksi dalam suatu industri.
6 (Enam) Strategi Lean Manufacturing
6 Strategi dibawah ini merupakan strategi yang digunakan untuk mendukung 3 Prinsip diatas :
-
Pull System Strategy
Yaitu Sistem penarikan material saat diperlukan saja, tujuan dari Pull system ini adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan serta menghindari pemborosan yang akan terjadi.
-
Quality Assurance Strategy
Dalam Lean Manufacturing, Kualitas adalah dibangun dalam proses produksinya. Dengan kata lain, produksi sendirilah yang harus menjamin kualitas produk itu sendiri. Beberapa Teknik dan metodologi yang dapat dipakai dalam menjamin kualitas dalam produksi diantaranya adalah Metodologi Six Sigma dan Konsep dasar Kualitas yaitu Jangan Menerima barang Reject, Jangan Membuat Reject dan Jangan melewatkan Reject.
-
Plan Layout & Work assignment Strategy
Yaitu strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat mengurangi pemborosan (waste) dalam proses serta pembagian tugas yang jelas pada masing-masing prosesnya.
-
Continous Improvement (KAIZEN) Strategy
Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus dalam segala aspek seperti mengurangi pemborosan (waste), meningkatkan keselamatan kerja ataupun pengurangan biaya produksi. Kebudayaan Kaizen (Peningkatan yang berkesinambungan) ini harus diterapkan ke semua level karyawan di perusahaan.
-
Decision Making Strategy
Pengambilan Keputusan yang benar merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan peningkatan proses yang terus menerus. Contohnya Keputusan-keputusan dalam mengubah Layout produksi, penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas. Pengambilan keputusan yang dianjurkan dalam Lean Manufacturing adalah pengambilan keputusan secar mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan Lean Manufacturing dalam suatu Industri.
-
Supplier Partnering Strategy
Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan dukungan dalam menjalankan Lean Manufacturing disebuah perusahaan seperti memberikan dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi) yang berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan. Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai bagian dari perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing sehingga diperlukan pengembangan dan pelatihan terhadap suppliernya.