Beberapa waktu lalu, ada seorang senior manager sebuah perusahaanmultinational company yang berkonsultasi kepada penulis. Adapun yang dimaksud adalah bagaimana mengisi sebuah form mengenai rencana pengembangan pribadi atau istilah kerennya sebagai Individual Development Plan. Menariknya, sambil memperlihatkan bentuk dan contoh IDP, bagi penulis justru yang menjadi kekuatan dari IDP perusahaan adalah makna maupun filosofi dari IDP tersebut.
Bentuk form IDP sangat sederhana, straight to the point. Berbeda dengan bentuk IDP lainnya yang cenderung sangat formal dan rumit. Ibarat suatu program, sangat memenuhi konsep KISS, keep it simple stupid. Apa saja isi dari IDP tersebut, mari kita lihat, tentunya tanpa perlu menampilkan nama perusahaan MNC nya.
Ada 4 bagian utama dari konten IDP yang diperlihatkan, yaitu yang pertama adalah mengenai kekuatan dan kekurangan pribadi. Disini diminta agar mengisi apa yang menjadi kompetensi utama dan secara relatif memiliki keterkaitan dengan posisi yang dimiliki. Ini salah satu yang menarik, karena memang pengembangan individu masa depan akan fokus pada aspek kekuatan daripada aspek kelemahan.
Faktor kekurangan pada bagian pertama terkait dengan kompetensi yang dibutuhkan pada posisi sendiri, tetapi masih memiliki gap relatif dengan pekerjaan atau posisi sekarang. Disini lebih diketengahkan pada upaya yang mesti dilakukan secara personal agar bisa kompeten terhadap kompetensi yang dibutuhkan pada jabatan tersebut.
Selanjutnya pada bagian ke dua berisikan apa program pengembangan prioritas lainnya, termasuk kompetensi yang sangat spesifik dengan pekerjaan. Boleh dibilang ini merupakan faktor pendukung terhadap kompetensi utama seperti pada bagian pertama dan ke dua, yang juga perlu diisi.
Sedangkan tiga bagian terakhir hanya berisikan mengenai apa yang anda pikirkan, pertimbangkan serta ketahui tentang segenap diri anda sendiri, selanjutnya langkah aksi apa untuk menjalankannya. Hanya dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu : 70% langkah aksi seperti project assignment, 20% learning dari lainnya (peers, atasan, coach) dan 10% dari pembelajaran secara pribadi.
Best practice dari IDP diatas, adalah ternyata kesemuanya hanya dalam satu lembar, tidak bertele-tele dan dapat diunggah melalui mobile application. Kesederhanaan yang ditampilkan, filosofi kekuatan sebagai basis IDP, dan independensi untuk membuat sendiri program pengembangan adalah inti dari IDP tersebut. Kemudahan dalam mengisi serta memahami bagaimana menjalankan telah menjadi fokus dari sisi perusahaan untuk pengembangan individu yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Secara keseluruhan inti IDP adalah..kenali diri anda, lakukan action plan yangimplementable terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki agar kinerja anda meningkat. That’s all.
(Tengku Shahindra)