Seringkali perusahaan menganggap bahwa cacat dan kekeliruan merupakan konsekuensi dari bisnis sehingga kejadiannya sulit untuk dihindarkan. Apalagi banyak metodologi sistem kualitas yang ada, tidak mampu memberikan peningkatan yang dramatik menuju pada tingkat kegagalan nol (zero defect). Sehingga masalah cacat dan kegagalan ini akhirnya ditimpakan kepada produk atau customer yang nilainya tentu akan cenderung membesar jika hal ini terus terjadi berulang kali.
Konsep Six Sigma bukan saja mampu untuk memetakan masalah kualitas yang ada, lebih dari itu metodologi yang ada di dalamnya dapat memberikan ukuran-ukuran seberapa besar tingkat kegagalan yang terjadi dalam perusahaan. Konsep Six Sigma juga menekankan komitmen terhadap pelanggan untuk memberikan kualitas terbaik dengan biaya yang paling murah. Kemampuan produk dan proses akan dibandingkan dengan produk atau proses yang terbaik di kelasnya, serta mampu mengukur, menganalisa, memperbaiki dan mengontrol proses yang terjadi.