PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS), berkomitmen meningkatkan produksi Blok Ujung Pangkah, setelah berhasil menguasainya 100%.
Firman Ardini Yaman, Direktur Utama Saka Energi Indonesia, membenarkan bahwa pihaknya telah mengambilalih blok yang berada di Laut Jawa bagian timur itu.
“Betul, sekarang jadi 100%. Mudah-mudahan nanti bisa kami naikkan lagi produksinya,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (13/1/2014).
Meski demikian, Saka Energi tahun ini belum mematok berapa anggaran investasi khusus untuk pengembangan blok tersebut maupun besaran potensi peningkatan produksinya.
Yang jelas setelah ini, Saka Energi akan semakin gencar mengakuisisi beberapa blok migas lagi. Firman mengatakan pada semester ini kemungkinan akan ada satu akuisisi lagi.
“Ya, semester ini ada lagi yang kami incar. Tapi kami belum bisa beberkan,” ucap Firman.
Pada 10 Januari 2014, Hess Corporation, perusahaan migas asal Amerika Serikat merilis bahwa pihaknya telah menyelesaikan penjualan asetnya di Blok Pangkah kepada anak usaha PT Saka Energi Indonesia.
Sebelumnya, PGN melalui Saka Energi sudah memiliki 25% hak partisipasi di blok itu. Tahun lalu, Saka Energi mengakuisisi 25% kepemilikan Blok Pangkah dari Kufpec Indonesia (Pangkah) BV sebesar US$265 juta.
Selanjutnya, Saka menggunakan pre-emption rights atau hak membeli terlebih dahulu, untuk membeli 75% kepemilikan Hess di blok itu yang nilainya mencapai US$650 juta (setelah mempertimbangkan beban pajak dan utang).
Jika dihitung dengan kurs saat ini (Rp12.000 per dolar AS), total penguasaan 100% blok itu mencapai US$915 juta atau hampir Rp11 triliun. Blok Ujung Pangkah berproduksi rata-rata 9.000 barel minyak ekuivalen per hari pada 9 bulan pertama 2013.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengatakan sumber dana US$650 juta itu berasal dari internal perseroan. Setelah ini, Saka Energi akan melakukan akuisisi lagi secara bertahap.
“Yang menawarkan blok sudah cukup banyak, tetapi kami masih persiapan. Bertahaplah. Ada yang baru kenalan, ada yang due dilligence,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (13/1/2014).
Saka Energi adalah anak usaha PGN yang bergerak di bidang eksplorasi migas yang dibentuk pada Juni 2011. Saka Energi dibentuk untuk mengamankan pasokan gas PGN, baik dari blok migas konvensional mau pun nonkonvensional seperti CBM dan shale gas.
Berdasarkan data PGN, hingga saat ini Saka Energi terus aktif mencari blok-blok migas, baik di dalam negeri mau pun di luar negeri seperti Timor Leste dan Australia. Hal itu dilakukan demi memperkuat bisnis hulu PGN.
Pada perdagangan Senin (13/1/2014), saham PGAS ditutup di Rp4.420 per saham, turun 15 poin atau 0,34%, yang membentuk kapitalisasi pasar sebesar Rp107,15 triliun.
Sumber: Bisnis.com