RUMAH Sakit Umum (RSU) Daya Makassar merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Makassar. RSU ini diresmikan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin pada bulan Sebelumnya, RSU ini awalnya bernama Puskesmas Plus Daya dan selanjutnya ditingkatkan statusnya menjadi RSU tipe B. Selain itu, RSU ini juga merupakan Pusat Rujukan Pintu Gerbang Utara Makassar sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi Sulsel berdasarkan SK Gubernur Sulsel Nomor 13 tahun 2008.
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan, RSU Daya bertekad memberi pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat serta mendukung tercapainya Kota Makassar, provinsi, dan Indonesia Sehat 2010 dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan paripurna sesuai Visi, dan Misi Rumah Sakit Umum Daya.
RSUD Daya Makassar dibangun di atas lahan seluas 2.216 meter persegi, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti 250 tempat tidur pasien, bank darah, ruang perawat gawat darurat, laboratorium kimia darah, dan ruang bedah.
Saat ini gedung rumah sakit terdiri dari 4 gedung. Tiap gedung terdiri 3 lantai. Adapun ruang perawatan kelas 3 terdiri dari 6 tempat tidur, ruang kelas 2 terdiri dari 4 tempat tidur, kelas 1 terdiri dari 2 tempat tidur, dan kamar VIP baru ada 1 kamar. Bagaimana langkah yang akan dilakukan AH Iriani, R selaku Direktur RSU Daya Makassar, berikut petikan wawancaranya dengan Berita Kota Makassar di ruang kerjanya.
BKM : Sejak kapan ibu menjabat Direktur RSU Daya. Apa yang mendorong ibu menerima jabatan ini.
Iriani : Baru kurang lebih 2 bulan. Ini merupakan amanah dan tanggungjawab yang mesti dijalani dengan penuh keikhlasan dan lapang dada. Tugas ini juga merupakan pengabdian untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
BKM : Bagimana pandangan ibu dengan kondisi RS ini baik dari sisi infrastruktur maupun SDM.
Iriani : Terus terang keadaan rumah sakit saat ini mengalami perubahan yang lebih baik ketimbang sebelumnya. Rumkit ini sekarang juga telah ditingkatkan statusnya menjadi tipe B yang merupakan rumah sakit rujukan. Hanya saja tak bisa dipungkiri kondisi infrastruktur masih butuh perhatian serius.
Termasuk peralatan sarana prasarana masih minim. Kalau ketersediaan tenaga sumber daya manusia (SDM), rumah sakit ini terdapat perawat, bidan dan dokter spesialis yang sangat baik. Sehingga pelayanan kesehatan tak perlu diragukan. Bahkan rumah sakit ini satu-satunya yang dihuni tenaga SDM yang handal.
BKM : Program apa yang ibu siapkan untuk membuat RS ini lebih baik dan maju?
Iriani : RSU Daya ini merupakan rumah sakit rujukan dengan status tipe b yang mendapatkan ISO serta terakreditasi. Guna mendukung hal itu, mesti mengupayakan agar kebutuhan dan kekurangan bisa disediakan dan dilengkapi. Terutama sarana dan prasarana.
Soal program yang dilakukan tetap ada, seperti green hospital dan program lainnya untuk meningkatkan pelayanan. Rumah sakit ini akan dijadikan sebagai rumah sakit rujukan percontohan di kabupaten dan kota se Indonesia. Minimal di Indonesia bagian timur. Selain itu mengupayakan agar melakukan koordinasi dengan Pemda hingga kementerian.
BKM : Kabarnya ada diskriminasi pelayanan antara pasien umum dan pasien Jamkesda. Menurut ibu?
Iriani : Tidak benar itu. Tidak ada seperti itu di RSU Daya ini. Semua masyarakat mendapat layanan kesehatan yang sama. Sekali lagi tidak ada perbedaan. Semua masyarakat mesti terlayani dengan baik. Di rumah sakit ini dilayani tenaga perawat, bidan doker spesialis yang sama. Jadi tidak mungkin ada yang dibeda-bedakan.
BKM : Bagaimana dukungan yang diberikan Pemda dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap RS ini?
Iriani : Perhatian Pemda dan Kemenkes cukup baik. Koordinasi antara unit kerja sangat baik. Perhatian kelangsungan rumah sakit sudah pasti. Hanya saja tak bisa dipungkiri sulit terpenuhi keseluruhan karena keterbatasan anggaran.
BKM : Bagaimana sinergitas dengan institusi lain lingkup Pemkot Makassar?
Iriani : Selama ini sinergitas antara unit kerja cukup baik. Dan kami bersyukur, kebutuhan rumah sakit mendapat perhatian. Misalnya, terkait kebutuhan izin, lahan rumkit, manajemen dan sarana.
BKM : Bagaimana soal perhatian anggaran kepada RSU ini?
Iriani : Dukungan anggaran dari Pemda tentu ada. Hanya saja, nilainya masih minim. Karena keterbatasan anggaran. Saat ini yang bisa dimaksimalkan anggaran rutin. Kita akan upayakan agar Pemda dan kementerian memberikan bantuan. Tentunya kami akan lebih terbuka dan melakukan lobi-lobi di kementerian dengan memberikan kepastian dan keyakinan bahwa kondisi pelayanan kesehatan di Makassar sangat terbatas.
BKM : Bagaimana dengan PAD di RSU Daya?
Iriani : Target PAD sebesar Rp 10 miliar. Hingga saat ini sudah tercapai sekitar 50 persen. Kita masih menggenjot agar pendapatan bisa meningkat. Itu tentu tak lepas dari pelayanan yang baik. Semakin baik pelayanan maka PAD akan meningkat dengan sendirinya dan akan terpenuhi.