FAKTA mengejutkan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan jika 51 persen gerai HoReKa (hotel, restoran, dan kafetaria) tidak memenuhi standar kebersihan atau keamanan pangan.Padahal, kebutuhan makan masyarakat Indonesia banyak yang dipenuhi dari HoReKa.
Untuk sebuah restoran, standar yang harus dipenuhi adalah memperkerjakan food handler, seperti chefdan karyawan, yang khusus menangani makanan harus. Mereka harus mengantongi sertifikat Standar Keamanan Pangan. Keamanan pangan dinilai sangat penting untuk menghindari terjadinya efek samping yang ditimbulkan dari kontaminasi, penyalahgunaan bahan pangan, hingga keracunan pangan.
Sayangnya, saat ini di Indonesia sendiri belum ada sertifikasi secara nyata dan masih menjadi kendala untuk memenuhi standar keamanan pangan. “Berita bagusnya, sejak dua atau tiga tahun belakangan, setiap restoran dan hotel berbintang sudah memiliki dan menerapkan sistem yang memenuhi standar keamanan pangan walaupun belum ada sertifikat nyata,” kata Chef Vindex Tengker, Ketua Association Culinary Professional (ACP) Indonesia sekaligus Brand Ambassador Unilever Food Solution, di Jakarta, baru-baru ini.
Karena Standar Keamanan Pangan dianggap penting, maka mengikutsertakan food handler yang bekerja di HoReka menjadi tanggung jawab pemilik tempat makan. Saat ini di Indonesia, pemerintah yang terdiri dari Kementerian Kesehatan dan BPOM bekerja sama dengan Unilever Food Solution mewadahi para operator jasa makanan untuk mendapatkan pengetahuan dan pelatihan Standar Keamanan Pangan melalui Chefmanship Academy: Keamanan Pangan.
Melalui pelatihan ini, keamanan pangan dapat terwujud dengan “5 Langkah Mudah”. Kelima langkah tersebut adalah jagalah kebersihan, pisahkan pangan mentah dari pangan matang, masaklah dengan benar, jagalah pangan pada suhu aman, serta gunakan air dan bahan baku yang aman.
Konsep “5 Langkah Mudah” ini berlaku untuk semua HoReKa, mulai berstandar bintang lima hingga kaki lima. Pasalnya, tidak butuh banyak dana untuk menerapkan langkah-langkah memenuhi standar keamanan pangan.
“Sistem yang dilakukan oleh restoran dan hotel memang lebih ketat dan menggunakan peralatan dapur yang lebih bagus sehingga terkesan butuh banyak dana dalam penerapan ‘5 Langkah Mudah’. Tapi untukstreet food (kaki lima-red), air bersih tidak terlalu mahal. Soal sarung tangan, mereka bisa menggunakan yang dari plastik sekali pakai dibandingkan yang terbuat dari karet,” lanjut Chef Vindex.
Tambahnya, sebagai masyarakat yang peduli dengan standar keamanan pangan, penting untuk mengubah kebiasaan salah yang sering ditemukan pada rumah makan bertaraf menengah ke bawah dengan memberikan informasi yang benar. Misalnya, memberitahukan untuk tidak lagi menggunakan peralatan plastik untuk makanan panas, seperti gayung untuk mengambil kuah sop, menggunakan lap bersih, memasak tidak berdekatan dengan tempat sampah dan peralatan kebersihan, tidak meletakkan panci masak di lantai apalagi di dekat tempat sampah, dan selalu mencuci tangan sebelum memegang makanan.
Sumber : http://www.okefood.com