Dalam rangka menjaga keamanan produk bahan asal Hewan khususnya daging ( Ayam, Itik, Sapi , dan daging lainnya ) yang dikomsumsi oleh masyarakat Bali yang saat ini jumlahnya sekitar 4 Juta jiwa, dari bahan pengawet formalin yang sangat berbahaya bagi kesehatan , maka Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Balisecara berkala melakukan Pengawasan dan Pengujian terhadap daging yang dijual di Pasar-pasar tradisional di Seluruh Bali. Diambilnya Pasar Tradisional sebagai sasaran Pengawasan dan Pengujian karena pedagang daging di pasar-pasar tradisional memiliki Kans yang sangat besar menggunakan bahan pengawet, mengingat pedagang pasar tradisional dalam menyediakan daging untuk dijual belum menerapkan Rantai Dingin ( Kondisi dingin daging dimulai dari Rumah Potong, pengangkutan sampai dijual di pasar ) dan rawan pemasukan daging illegal dari luar Bali. Tanpa penerapan Rantai Dingin , maka waktu simpan daging sangat singkat sehingga daging cepat menjadi rusak dan busuk serta tigak layak dikomsumsi. Mengantisipasi hal tersebut untuk meningkatkan daya simpan daging biasanya pedagang menggunakan pengawet ( Formalin ).
Hal tersebut banyak ditemukan pada saat sidak oleh petugas di pasar-pasar tradisional di luar Bali, dari hasil pengawasan dan pengujian yang dilakukan di 9 Kab/Kota oleh petugas UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali adalah.
– Tahap I dilakukan di 12 Pasar pada 157 Pedagang Daging dengan uji cepat dengan formalin hasilnya Negative.
– Tahap II dilakukan di 13 Pasar pada 201 Pedagang Daging dengan uji cepat dengan formalin hasilnya Negatif.
Dengan diketahuinya hasil uji ini, maka daging yang dijual di Pasar Tradisional aman dari bahan pengawet serta aman untuk dikomsumsi, walaupun demikian untuk kewaspadaan tetap dilakukan pengawasan dan pengujian terutama pada Hari-hari Raya Keagamaan dan Hari-hari besar Nasional.
Source : http://www.disnak.baliprov.go.id
