Melani, harimau Sumatera yang mengalami sakit di Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jawa Timur, tubuhnya kurus kering di dalam kandang. Perut Melani mengalami kesulitan dalam mencerna makanan. Sudah sejak lima tahun silam, harimau berusia 15 tahun itu menderita sakit susah makan.
Di dalam kandangnya, yang berada di ujung KBS paling belakang. Tubuhnya terlihat kurus kering, namun sorot matanya masih terlihat tajam.
Dari hasil uji makanan yang dilakukan tim KBS di laboratorium, ternyata Melani sempat mengonsumsi daging berformalin.
Hal ini diungkap Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati PHKA, Novianto Bambang. Dia menyebut, dari 20 sampel makanan untuk Melani, yang diuji di laboratorium, ditemukan sejumlah daging dan kepala ayam berformalin.
“Memang benar, kami menemukan daging dan kepala ayam berformalin dalam sejumlah sampel makanan Melani. Terus terang kami juga terkejut. Karena itu kami mengambil sejumlah langkah antisipasi,” ungkap Novianto, Kamis lalu.
Temuan daging berformalin tersebut, menurut Novi, terjadi pada sejumlah kecil item makanan. Sehingga dianggap tidak perlu dikhawatirkan.
“Dari 20 sampel makanan yang kami uji, memang ada beberapa. Hanya beberapa ya. Bukan banyak,” ujarnya tanpa menyebut presentase makanan yang diuji terbukti berformalin tersebut.
Akibat sering mengonsumsi makanan berformalin itulah, Melani menderita sakit susah makan. Alhasil, karena pencernaannya yang bermasalah itulah, harimau jenis Panthera Tigris Sumatrae ini, terancam mati. Tubuhnya, lama-kelamaan menjadi kurus. Saat berdiri, tubuhnya terlihat gontai seolah tak kuat untuk berdiri.
Sementara sejak salah satu harimau koleksi KBS Surabaya ini mengalami sakit, dokter KBS sudah maksimal merawat Melani, dan sudah memberikan perawatan intensif untuk penyembuhan dan pemberian makannya, namun tidak merubah keadaan. Kini, Melani tinggal menunggu keajaiban atau punah selamanya.
Source : http://m.merdeka.com