Pengkajian ulang rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya berpotensi menurunkan kepercayaan investor asing terkait janji pemerintah dalam melengkapi infrastuktur industri.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sanny Iskandar mengatakan pembangunan Pelabuhan Cilamaya sudah dinanti dunia usaha yang bermukim di wilayah Bekasi, Karawang dan sekitarnya. Menurutnya, mangkraknya proyek infrastruktur ini menjadi bukti pemerintah mudah berjanji, tetapi sulit untuk merealisasikannya.
“Pemerintah terus menunda pembangunan pelabuhan ini. Harusnya ketika rencana pembangunan pelabuhan ini disampaikan ke publik, kajian teknisnya sudah ada, tidak seperti sekarang malah mau dikaji ulang lagi,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (22/1/2015).
Dalam pemberitaan Harian Bisnis Indonesia (21/1/2015), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengatakan pihaknya tengah merancang tim untuk mengkaji layak tidaknya proyek Pelabuhan Cilamaya dilanjutkan. Menurutnya, pembangunan Cilamaya berpotensi merugikan masyarakat Jawa Barat pada khususnya, dan ekonomi nasional pada umumnya.
Sanny mengatakan belum direalisasikannya pembangunan Pelabuhan Cilamaya malah menghambat hadirnya investasi maupun ekspansi bisnis. Dia mengungkapkan, pada pemerintahan Susilo Bambang yudhoyono banyak kalangan yang menghadap, untuk sekadar menanyakan perihal kejelasan proyek yang memakan biaya Rp34,5 triliun ini.
“Sebenarnya tidak hanya investor asal Jepang saja yang diuntungkan, walaupun penghuni kawasan industri di Bekasi dan Karawang mayoritas dari sana. Sekarang kalaupun tidak dilokasi itu, silahkan pemerintah memberikan solusi untuk mencari lahan baru, tetapi tentu saja berada di pantai utara Jawa Barat,” ujarnya.
Sumber : industri.bisnis.com