Sukabumi diharapkan tidak hanya mengejar target gubernur yang mencanangkan penyerapan satu juta tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesediaan pengusaha menjamin kesejahteraan pekerja.
“Kalau hanya mengejar target satu juta orang, kualitas SDM tenaga kerja nanti terabaikan. Kualitas SDM yang rendah mengakibatkan jatuhnya posisi tawar pekerja di mata pengusaha,” kata pengamat sosial ekonomi, H. Asep Setiawan kepada “GM”, Jumat (26/9).
Saat ini khususnya di Kab. Sukabumi sudah banyak berdiri pabrik yang dapat menyerap puluhan ribu, bahkan ratusan ribu tenaga kerja. Kondisi ini menjadikan Kab. Sukabumi sebagai salah satu penyumbang terbanyak pencapaian target satu juta tenaga kerja.
“Idealnya peningkatan kebutuhan tenaga kerja, diimbangi kualitas SDM. Jadi bukan malah sebaliknya. Karena itu, banyak perusahaan yang bertindak semaunya, mereka merasa warga yang butuh pekerjaan,” katanya.
Berdasarkan data, Asep menyebutkan, saat ini masih banyak tenaga kerja lulusan SMP atau SD yang mengisi posisi untuk lulusan SMA. Beberapa memaksakan diri mendapatkan ijazah Paket C tanpa melalui prosedur.
“Ijazah Paket C memang setara dengan ijazah SMA. Namun harus menempuh prosedur yang benar agar standar pengetahuannya setara dengan lulusan lembaga pendidikan formal,” katanya.
Kini tugas pemerintah menjadikan tenaga kerja berpendidikan rendah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan posisi tawar mereka di dunia kerja. Pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana pendidikan. Juga melakukan pembinaan intensif terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyelenggarakan sistem pendidikan paket.
“Pemerintah pun harus mendorong terselenggaranya pendidikan keterampilan untuk melahirkan wirausahawan yang tangguh,” katanya.
Jadi untuk menciptakan lapangan kerja, tidak selalu berarti mendirikan industri atau pabrik. “Tetapi bisa memanfaatkan SDM dan sumber daya alam yang ada,” tegasnya.
Sumber: klik-galamedia.com