JAKARTA – Pemerintah memastikan proyek pembangunan Bendungan Passeloreng di Wajo Sulawesi Selatan segera dibangun pada tahun ini menyusul telah dilakukannya penandatanganan surat perjanjian kontrak kerja dengan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT Bumi Karsa.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Mudjiadi mengatakan kontrak pengerjaan bendungan yang diraih oleh konsorsium Wika-Bumi Karsa ialah Rp701,47 miliar.
“Perusahaan yang memenangkan tender konstruksi telah menandatangi surat kontrak pada awal Juni lalu. Dengan demikian proses pengerjaan bisa segera dilakukan,” kata Mudjiadi, Minggu (14/6/2015).
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Wika) Suradi mengatakan pengerjaan yang akan dilakukan konsorsium meliputi persiapan, pembangunan pengelak sungai, bendungan utama dan bendungan pelana. Kemudian, pekerjaan bangunan pelimpah, bangunan pengambilan dan pengeluaran, hidromekanikalk dan listrik, jalan layanan, serta pekerjaan rumah OP dan pelengkap.
“Rencananya proyek ini akan berlangsung selama 60 bulan terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam penandatanganan perjanjian kontrak,” ujarnya.
Dia menuturkan tujuan pembangunan bendungan Passeloreng adalah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air di wilayah Sulawesi Selatan dan menyediakan tampungan khusus mencapai 138 juta m3 untuk mengairi areal persawahan seluas 7.000 ha.
Suradi menjelaskan bangunan bendungan ini nantinya berdiri di atas lahan seluas 169 ha dengan luas genangan waduk sekitar 2.500 ha, panjang 309,57 meter, tinggi 44,50 meter dan lebar 10 meter.
Seperti diketahui, proyek bendungan Passeloreng merupakan salah satu dari 13 bendungan yang dibangun pemerintah pada tahun ini. Ketiga belas bendungan tersebut antara lain adalah bendungan Raknamo (NTT), Pidekso (Jawa Tengah), Logung (Jawa Tengah), dan Keureuto (Aceh Utara).
Kemudian, bendungan Lolak (Sulawesi Utara), Paseloreng (Sulawesi Selatan), Tanju (NTB), Mila (NTB), Bintang Bano (NTB), Karian (Banten), Tapin (Kalimantan Selatan), Ratiklod (NTT), dan Telagawaja (Bali).
Ketiga belas bendungan yang akan dibangun pemerintah tahun ini ditaksir membutuhkan biaya kontruksi sebesar Rp11,87 triliun. Daya tampung yang dapat dihasilkan dari ketiga belas bendungan tersebut diperkirakan mencapai 910,05 juta m3 dan mampu mendukung pengairan jaringan irigasi seluas 64.971 ha.
Selain itu, ketigabelas bendungan tersebut juga memiliki manfaat reduksi banjir ketiga belas bendungan ini diperkirakan mencapai 7.712 m3 per detik, dengan supali air baku mencapai 13,73 m3 per detik. Potensi listrik seluruhnya mencapai 28,43 MW.
sumber: industri.bisnis.com