Citra produk dan brand menjadi hal yang sangat diperhitungkan di dalam dunia bisnis. Maka quality control menjadi hal yang bisa mempertahankan atau memperbaikinya. Hal ini dianjurkan agar konsumen barang atau jasa dari perusahaan tidak komplain atau merasa dirugikan dari apa yang ditawarkan dalam produk bisnis.
Namun perusahaan dimungkinkan melakukan kesalahan umum yang bisa berdampak dalam perjalanan bisnis. Lalu bagaimana melakukan pengendalian kualitas produk agar perusahaan tetap bertahan?. Oleh karenanya kamu bisa lebih mengenal quality control manajemen produksi, melalui artikel ini yang membahas kesalahan umum dalam quality control manajemen produksi yang bisa kamu jadikan pembelajaran, serta mengidentifikasi agar bisa dilakukan antisipasi.
Mengenal Quality Control Manajemen Produksi
Quality control manajemen produksi saat dikerjakan dengan baik akan meningkatkan kualitas produk sebelum dikirim ke konsumen. Di dalamnya terdapat pertimbangan seluruh aspek dalam aktivitas perusahaan untuk menciptakan produk.
Cakupan quality control manajemen produksi meliputi pencegahan dan pengecekkan terhadap setiap proses terbentuknya produk. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan dan cacat produk agar kualitas produk bisa tetap dipertahankan.
Baca juga : Strategi Meningkatkan Kualitas/Mutu Layanan dalam Bisnis Anda
Seperti Apa Kesalahan Umum dalam Quality Control Manajemen Produksi?
1. Persetujuan Sampel yang Dilewatkan
Sebelum dilakukan produksi massal, pemeriksaan sampel harus menjadi salah satu perhatian utama. Ini dilakukan untuk memperjelas bagaimana kualitas produk nantinya. Maka ketika kamu bergabung dan menjadi bagian yang bertanggung jawab dalam pemeriksaan sampel lakukanlah proses sampel emas.
Proses sampel emas ialah membuat sampek pra produksi yang identik, dan wujud aslinya telah diverifikasi melalui persetujuan semua pihak mulai pabrik, klien, dan agen. Kemudian, sampel akan disimpan oleh masing-masing pihak untuk referensi apabila diperlukan.
Ketika sampel telah disetujui maka sinyal lampu hijau proses persetujuan sudah dijalankan, dan ini bagian penting bagi inspektur kendali mutu agar bisa memeriksa potongan-potongan emas. Pertanyaannya kenapa hal ini menjadi penting ? sebab sampel segel emas menjadi perwakilan produk yang dibuat berdasarkan standar perusahaan dan permintaan klien.
2. Tidak Akurat dalam Memberikan Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk berperan penting dalam menciptakan produk yang berkualitas. Cakupan dari spesifikasi produk meliputi standar fisik atau kimia, yang dimungkinkan berguna dalam pengujian untuk melakukan beberapa uji laboratorium.
Cakupan spesifikasi produk yang lain berupa dimensi, bahan yang digunakan, gambar produk, komponen, fungsi, detail kemasan, referensi warna dan pantone, karya seni cetak, sertifikasi, standar, pelabelan, dan cara pengemasan.
3. Tidak Mengidentifikasi Area Risiko Kualitas
Saat menjalankan bisnis kamu harus memahami produk sendiri dan potensi masalah kualitas. Pengenalan ini didasarkan dari pengalaman atau terkini dengan pemasok lama. Melalui pertimbangan risiko kualitas bisa menjadi solusi untuk mengantisipasi terjadinya risiko atau menyelesaikan risiko.
Maka dalam antisipasi risiko terdapat layanan quality produk sebagai pertimbangan mulai dari evaluasi pabrik, konsultasi pengembangan sampel dan standar produk, Inspeksi Selama Produksi (DUPRO), inspeksi pra pengiriman (uji AQL) (PSI), inspeksi pra pengiriman melalui pemeriksaan sepotong demi sepotong, Pemuatan Inspeksi (LI), dan pembuatan daftar pengecekan produk.
4. Inspektur Quality Control Sebagai Polisi
Pihak ketiga menjadi solusi meningkatkan kualitas yang menjadi polisi untuk melakukan pengecekkan. Meski pabrik mengetahui apa yang dimiliki, mata dari pihak ketiga mengandung banyak amatan dalam memperbaiki kualitas. Melaluinya dimungkinkan untuk mendukung proses manufaktur dan terdorongnya perbaikan berkelanjutan pada perubahan yang diperlukan.
5. Mengabaikan Data
Data menjadi hal penting untuk meningkatkan mutu perusahaan. Maka dibutuhkan pengamatan terhadap beragam data seperti pengiriman selama periode waktu tertentu, untuk mengidentifikasi apakah produk cacat terhadap kualitas atau tidak. Jika ditemukan cacat terhadap kualitas, maka pihak perusahaan dapat mencari penyebab masalah, sekaligus menerapkan rencana tindakan untuk perbaikan.
6. Tidak Menyeluruh Dalam Melatih Karyawan dan Manajer
Perusahaan dimungkinkan hanya melatih beberapa karyawan yang terlibat dalam pengecekkan dalam proses produk. Serta juga terlalu berasumsi bahwa manajer tidak diperlukan pelatihan dan sudah memiliki ilmu yang mumpuni. Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar, baik karyawan dan manajer di perusahaan sama-sama memiliki hal untuk bisa dilatih, supaya keseluruhan anggota bisa melakukan manajemen produksi untuk menciptakan kualitas yang tepat.
Dalam hal ini juga harus ditekankan kesalahan bisa datang dari siapa saja, namun akan berbeda dengan dampak yang dihasilkan. Sederhananya, jika karyawan melakukan kesalahan maka akan menyebabkan kerugian bisnis, berbeda halnya saat kesalahan dilakukan oleh manajer maka akan menimbulkan dampak lebih besar dengan terpengaruhnya reputasi bisnis.
7. Tidak Sepenuhnya Memahami Spesifikasi Produk dan Kualitas Standar
Standar kualitas produk di dalam perusahaan berbeda-beda, maka perbedaan untuk harus dipahami oleh semua sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan. Untuk itu diperlukan perhatian khusus tentang standar produk dan lebih ada kejelasan yang ditetapkan perusahaan.
Spesifikasi produk dan kualitas standar juga bisa didatangkan dari permintaan klien. Dimana umumnya klien memberikan daftar spesifikasi produk kepada perusahaan, semisal contoh mulai dari ukuran, dimensi, warna, bahan, dan dimungkinkan termuat batas toleransi cacat. Maka hal ini juga perlu pemahaman secara menyeluruh untuk menghindari kesalahan.
8. Melakukan Proses Secara Manual
Waktu menjadi hal berharga dalam proses bisnis dalam menghasilkan produk. Untuk itu besarnya permintaan membuat perusahaan menjalankan bisnis seefisien mungkin. Namun, perusahaan dimungkinkan melakukan kesalahan umum dengan memanfaatkan kertas, pena, atau dokumen excel yang cara-cara seperti itu akan membuang waktu untuk menyortir produk dalam tumpukan dokumen.
Maka dianjurkan bagi perusahaan memanfaatkan teknologi agar pekerjaan lebih cepat dan akurat seperti menggunakan sistem manufaktur. Ketika produksi selesai kamu harus tetap mencatat kondisi produk berdasarkan standar sesegera mungkin. Kemudahan ini bisa kamu ambil dari teknologi berbasis cloud dengan pemakaian dimana saja dan kapan saja.
Baca juga : Sertifikasi ISO 9001, Cara Efektif Menjaga Kualitas Produk
Strategi Quality Control
1. Quality Control Incoming
Kamu bisa melakukan pengecekkan saat material datang di gudang raw material. Pengecekkan dilakukan untuk memastikan material yang telah dipesan oleh bagian purchasing tidak ditemukan cacat.
Ketika membuat aksesoris, kamu memesan bahan kayu yang polos dan halus, namun ketika sampai material yang dipesan tidak sesuai. Maka kamu bisa mempertanyakan hal itu dan meminta pertanggung jawaban seperti ganti rugi, memesan barang baru atau diperbaiki, atau dikembalikan.
2. Quality Control Process
Di dalam kegiatan quality control process kamu bisa melakukan pengecekkan pada proses produksi di area produksi tentunya. Untuk pengecekkan produk setengah jadi kamu bisa lakukan dengan memberikan standarisasi pada proses produksi.
Contohnya, ketika pabrik mencetak koran namun ditengah proses masih ditemukan kertas yang kusut, maka quality control tidak akan melanjutkan proses tersebut sebelum diperbaiki terlebih dahulu.
3. Quality Control Finishing
Ketika produk sudah siap dan akan dikirim untuk diserahterimakan ke customer maka kamu juga perlu melakukan pengecekkan. Di quality control finishing menjamin produk yang dibuat berdasarkan standar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplain dari customer mengenai masalah kualitas.
Kesimpulan
Ketika bergelut di dunia bisnis kamu bisa saja melakukan kesalahan umum dalam quality control manajemen produksi. Baik ketika kamu menyadarinya atau sudah terbiasa dengan proses perjalanan bisnis yang telah ada, tanpa ada perubahan atau perbaikan. Namun tidak semua kesalahan akan selalu berdampak negatif, karena kamu bisa belajar dari sana untuk berbisnis dengan baik.
Di dalam quality control manajemen produksi kamu dituntun untuk bisa memahami setiap proses dalam pembuatan produk lingkup pengawasan dari kesalahan. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari komplain dari klien atau pelanggan yang membeli barang maupun memakai jasa yang ditawarkan perusahaan.
Capai keunggulan operasional dan kepuasan pelanggan yang tak tertandingi melalui Pelatihan Total Quality Management kami. Daftar sekarang untuk mengasah keterampilan Anda dalam menerapkan praktik-praktik terbaik TQM dan membawa bisnis Anda menuju kesuksesan yang berkelanjutan!
Referensi