JAKARTA – Bulgaria berkeinginan untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia dalam bidang pertanian, termasuk ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertanian dan Pangan Bulgaria, Dimitar Grekov, dalam pertemuannya dengan Dubes RI Sofia, Bunyan Saptomo, di Sofia, Bulgaria (9/1/2014).
Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu), pertemuan itu dilakukan oleh Dubes RI dalam rangka persiapan menghadapi Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-5 RI-Bulgaria, yang direncanakan akan diadakan di Indonesia bulan Maret mendatang. Dalam forum ini sebelumnya kedua negara telah sepakat untuk membentuk Working Group (WG) on Agriculture, namun sampai kini WG tersebut belum terbentuk.
Grekov menyatakan kesiapan pihaknya dalam pembentukan WG on Agriculture, dan juga WG on Tobacco yang merupakan salah satu komoditas ekspor Bulgaria ke Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Saptomo menegaskan bahwa kerja sama antara kedua negara di bidang ketahanan pangan dapat difokuskan pada 4 pilar utama, yaitu: aspek ketersediaan (termasuk produktifitas); aksesibilitas (termasuk harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat); utilisasi (termasuk kualitas dan keamanan pangan) serta aspek keberlanjutan.
“Pembentukan WG on Agriculture ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mendukung terciptanya ketahanan pangan,” katanya.
Melalui kerja sama semacam ini, kedua pihak dapat saling mendukung antara lain dalam upaya pengembangan produk hasil pertanian dan perikanan, perluasan peluang pasar, serta penguatan kapasitas lembaga penelitian masing-masing di bidang pertanian dan perikanan.
Grekov menyampaikan bahwa pada saat ini Pemerintah Bulgaria telah melakukan penyederhanaan rezim bisnis guna mempermudah usaha UMKM. Banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kerjasama yang lebih konkret antara kedua negara, seperti perluasan pasar bagi produk pertanian masing-masing serta kerjasama riset dan teknologi.
“Permintaan masyarakat Bulgaria untuk palm oil beserta produk turunannya masih terus meningkat, sehingga impor Bulgaria untuk produk tersebut juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagian besar dari produk palm oil yang beredar di Bulgaria diyakini berasal dari Indonesia,” katanya.
Terkait dengan kerja sama riset dan teknologi, Menteri Pertanian Bulgaria menyampaikan bahwa para peneliti di negaranya telah mengembangkan genetic material untuk penanaman gandum di negara-negara tropis dan sub tropis.
Kerja sama di bidang ini dengan Indonesia berpeluang untuk dikembangkan dan akan sangat berguna bagi penanaman gandum di Indonesia, dimana saat ini Indonesia impor dalam jumlah besar.
Dalam perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Bulgaria, produk-produk pertanian beserta turunannya merupakan komoditas unggulan bagi kedua pihak.
Pada tahun 2013, ekspor Indonesia ke Bulgaria yang paling besar tercatat pada komoditas palm oil, kopi, dan kertas. Sementara itu, impor Indonesia dari Bulgaria terbanyak pada produk ketumbar dan tembakau.
Sumber: tribunnews.com