Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai ada 12 sektor usaha yang rawan dimasuki tenaga terampil dari negara lain saat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Karena itu, pemerintah dan pelaku usaha diminta meningkatkan kemampuan (skill) para pekerja.
Wakil Ketua Umum Kadin Benny Soetrisno menyatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa program dalam rangka menghadapi MEA mulai akhir 2015. Upaya tersebut juga ditujukan untuk mendukung percepatan serta perluasan pembangunan di seluruh Indonesia. ’’Perlu upaya sinergis antara pemerintah dan swasta untuk menghadapi tantangan ekonomi yang lebih kompleks,’’ ujarnya Jumat (1/5).
Program tersebut, antara lain, mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja profesional atau terampil guna mendukung kegiatan usaha di enam koridor ekonomi serta meningkatkan daya saing 12 sektor prioritas. ’’Selanjutnya, memfasilitasi pengembangan standar kompetensi dan pembentukan lembaga sertifikasi profesi (LSP) oleh asosiasi industri terkait di sektor-sektor tersebut,’’ lanjutnya.
Selain itu, pihaknya akan mengembangkan Kadin Training Center (KTC) untuk mendorong pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri oleh Kadin provinsi. ’’Program-program tersebut perlu karena kami melihat ada beberapa sektor yang rawan terkena free flow of skilled labor (arus bebas tenaga kerja terampil),’’ jelasnya.
Menurut Soetrisno, untuk menghadapi era MEA yang penuh persaingan, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas harus disiapkan. Sebab, masih banyak industri padat karya yang kekurangan tenaga kompeten sehingga berpengaruh pada produktivitas. ’’Apalagi sekarang semakin banyak industri yang menggunakan teknologi tinggi dan serbaotomatis,’’ lanjutnya.
Konsultan bisnis dari Proxsis Consulting Rudi Maulana berharap perusahaan-perusahaan Indonesia bisa bersiap menghadapi persaingan yang lebih ketat pada era MEA. ’’Saya menilai perusahaan-perusahaan di Indonesia masih kurang siap, baik dari segi profesionalitas maupun produktivitas. Kita masih kalah oleh Vietnam dan Thailand,’’ tegasnya.
Karena itu, dia meminta para pemimpin perusahaan tidak segan meningkatkan kemampuan dan mental supaya bisa membawa perusahaan ke kancah internasional. ’’Mentality dan leadership itu perlu pengalaman dan pembelajaran, bagaimana cara menangani konflik serta menyusun strategi kreatif untuk menghadapi kompetisi yang lebih tinggi,’’ jelasnya.
Sumber : jawapos.com