Pola HoRenSo sebuah komunikasi di Jepang

Budaya Komunikasi HoRenSo: Pengertian, Tujuan dan Contohnya

Edward Librianus (Manajer Teknis IPQI)
4.7/5 - (10 votes)

Berdasarkan hasil survei, 70% permasalahan yang timbul di tempat kerja disebabkan karena lemahnya komunikasi dalam tim kerjasama (team work). Beberapa diantaranya yang sering terjadi adalah:

  • Banyak laporan yang baru ditindaklanjuti & diberikan kepada atasan setelah diminta atau diingatkan beberapa kali.
  • Tidak ada laporan hasil maupun kemajuan/perkembangan dari tugas-tugas yang diberikan.
  • Banyak laporan dan informasi yang disampaikan tidak jelas & berdasarkan fakta dan data.
  • Berbagai macam kesalahan dalam pengambilan keputusan terhadap tim karena data yang tidak akurat maupun data fiktif.
  • Merasa segan dan tidak mau bertanya pada atasan bila ada masalah, kesulitan maupun hal-hal yang mengecewakan
  • dll

Bayangkan betapa sangat tingginya bila kinerja suatu pekerjaan tidak tercapai bahkan gagal hanya karena kurangnya masalah komunikasi di antara tim yang terlibat. Dan yang lebih penting lagi, hal itu terjadi di jaman teknologi informasi dan komunikasi yang sudah secanggih sekarang.

Jauh sebelum berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi seperti yang kita alami saat ini, para pebisnis Jepang telah memperkenalkan HoRenSo untuk menerapkan komunikasi yang efektif di lingkungan kerja mereka. Sehingga HoRenSo menjadi salah satu solusi terbaik untuk menangani permasalahan komunikasi ini.

Pengertian HoRenSo

HoRenSo merupakan budaya komunikasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Budaya komunikasi HoRenSo ini dianggap sebagai salah satu kunci sukses bisnis perusahaan-perusahaan Jepang yang sangat memperhatikan sekali tahapan-tahapan proses untuk mencapai target atau sasaran serta menitik beratkan keberhasilan pada kerja sama tim. Budaya komunikasi HoRenSo ini berdiri di atas 3 pilar utama yang senantiasa dilakukan secara selaras dan konsisten yaitu:

  • Houkoku (melaporkan),
  • Renraku ( menginformasikan )
  • Soudan (mengkonsultasikan).

Baca juga: Mengimplementasikan Kaizen dan 5S Sebagai Budaya Perbaikan Berkelanjutan

Penjelasan HoRenSo ( Houkoku , Renraku , Soudan)

Dengan 3 pilar utama ini setiap penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui dan ditanggulangi sedini mungkin.

Hokoku (Laporan/Melaporkan)

Hokoku adalah pelaporan atas kemajuan atau perkembangan suatu pekerjaan, tugas yang diberikan atau permasalahan yang terjadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam Hokoku adalah fakta. Fakta yang ditekankan pada 5W+2H (apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana, berapa/banyak). Artinya pada saat Anda melaporkan kemajuan pekerjaan atau tugas yang diberikan, Anda harus sudah siap dengan semua aspek tersebut (5W+2H).

  • APA : Apa yang dituangkan
  • WHO : Siapa yang bertanggung jawab melakukan (PIC)
  • KAPAN : Kapan akan dimulai dan Kapan harus selesai
  • DIMANA :Dimana tugas itu akan dilaksanakan
  • MENGAPA : Alasan tugas itu harus dilakukan dan apa konsekwensinya bila tidak tercapai.
  • HOW : Bagaimana cara kerjanya
  • BERAPA BANYAK : Target Sasaran yang diharapkan

Karakteristik budaya kerja Jepang lebih menekankan kemajuan suatu proses daripada hasil . Ini sangat berbeda dengan budaya barat yang kental dengan nuansa yang berorientasi pada hasil . Jadi bila anda diberi tugas, jangan lupa untuk selalu memberi laporan kemajuan. Atasan Anda yang orang Jepang akan merasa senang bila mengetahui kemajuan setiap aktivitas terkecil apa pun, karena mereka merasa dilibatkan dan bisa menjaga komunikasi dengan baik bersama bawahannya.

Renraku (Informasi / Menginformasikan)

Renraku  merupakan aktivitas berkomunikasi dan saling memberikan informasi dengan rekan kerja, atasan dan bawahan di departemen internal maupun lintas departemen mengenai pekerjaan yang sedang ditangani. Kemajuan pekerjaan Anda sebaiknya diinformasikan ke departemen lain yang mungkin terkait dengan pekerjaan tersebut. Dengan demikian dapat membuka peluang masuknya ide-ide tambahan dari bagian lain agar hasilnya menjadi lebih baik.

Komunikasi antar departemen biasanya baru terjadi ketika ada permasalahan/keluhan. Hal ini semakin parah karena yang terjadi bukannya semangat mencari solusi tetapi malah saling menyudutkan, saling tuding dan saling menyalahkan. Misalnya komunikasi antara departemen produksi dengan quality control (QC) . Ketika konsumen menolak produk perusahaan, yang terjadi adalah saling menyalahkan antara dua departemen tersebut. Jika hal ini terjadi, tentu hubungan antar departemen tidak akan berjalan dengan baik.

Untuk menciptakan sistem komunikasi yang efektif dan interaktif, perlunya komunikasi terbuka dari dua arah, yang terdiri dari;

  1. Keterbukaan keluar ( Share ), yaitu kesediaan untuk memberikan pengetahuan, bantuan dan masukan kepada anggota lain atau bagian lain.
  2. Keterbukaan ke dalam ( Open Minded ), yaitu kesediaan untuk menerima pengetahuan, bantuan dan masukan dari anggota lain atau bagian/departemen lain.
Kualitas Komunikasi Deskripsi
Kepositifan Bersikap dan berpikir positif, menilai sesuatu dari sisi positif.
Dukungan Saling mendukung, saling memberikan manfaat semaksimal mungkin.
Keterbukaan Adanya keterbukaan, tidak ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Segala sesuatu harus apa adanya dan apa yang sebenarnya.
Persamaan Menciptakan suasana komunikasi yang setara dan porsi yang seimbang dalam membahas sesuatu.
Empati Memahami perasaan orang lain. Berpikir di posisi lawan bicara “Andai saya di posisi dia,……”

 

Soudan (Konsultasikan / Mengkonsultasikan)

Soudan adalah aktifitas melakukan konsultasi antara anda dengan atasan, terutama ketika sedang membicarakan masalah dalam pekerjaan. Apapun dan apapun permasalahan ataupun keraguan yang berpotensi menyebabkan kesalahan atau kesalahan pemahaman, Anda perlu berkonsultasi.

Atasan kita yang orang Jepang sangat senang dengan bawahannya yang aktif menjalankan proses Soudan ini. Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Soudan, dimana sebelum Anda maju ke atasan, Anda diminta sudah mempunyai ide konsep yang akan dikonsultasikan, sehingga proses konsultasi dalam Soudan lebih ke arah diskusi menyampaikan ide/konsep dasar Anda untuk kemudian dilakukan “sentuhan akhir” atau diperbagus dan disetujui oleh atasan sebelum dieksekusi. Jangan sesekali berkonsultasi atau mengajukan permasalahan Anda ke atasan tanpa membawa ide solusi kepadanya dan jangan terlalu mengharapkan atasan akan langsung memberi solusi terhadap kesulitan Anda. Tidak jarang, atasan menghendaki Anda mampu menyelesaikan setiap masalah pekerjaan.

Baca juga: Lean Manufacturing Berbasis Pelatihan (Kaizen)

Dengan menerapkan HoRenSo di lingkungan pekerjaan kita, dapat meningkatkan kinerja tim yang terlibat dalam setiap aktivitas pekerjaan tersebut, sehingga dapat pula mencapai kinerja perkerjaan yang lebih optimal dan efektif.

Konsultasikan masalah perusahaan anda bersama tim ahli kami. Hubungi kami dengan cara klik link ini

Terima kasih

Penulis
Edward Librianus
Manajer Teknis IPQI

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?