Laporan stok opname adalah salah satu cara efektif untuk mengetahui kondisi persediaan barang di gudang atau toko Anda. Dengan laporan ini, Anda dapat memastikan apakah jumlah barang yang tercatat sesuai dengan yang ada secara fisik.
Dalam artikel ini, kami akan memberikan berbagai contoh laporan stok opname yang bisa Anda gunakan sebagai referensi dalam menyusun laporan stok opname di perusahaan Anda.
1. Contoh Laporan Stok Opname Fisik
Laporan stok opname fisik adalah laporan yang mencatat jumlah barang yang sebenarnya ada di gudang atau toko. Laporan ini penting untuk memastikan tidak ada selisih antara stok yang tercatat di sistem dan jumlah fisik barang.
Prosesnya melibatkan pengecekan langsung terhadap barang di gudang, dengan menghitung jumlahnya dan membandingkan dengan data yang ada. Berikut adalah contoh tabel laporan stok opname fisik:
Pada tabel ini, kolom Nama Barang dan Kode Barang digunakan untuk mendata barang yang sedang diopname. Stock Awal mencatat jumlah stok barang sebelum pengecekan dilakukan, sementara Stock Akhir mencatat hasil stok setelah pengecekan fisik. Selisih menunjukkan apakah ada perbedaan antara stok awal dan akhir, dan Catatan digunakan untuk mencatat informasi tambahan, misalnya kerusakan atau kehilangan barang.
Laporan ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi stok barang yang sebenarnya di lapangan dan untuk mencegah terjadinya kesalahan pencatatan dalam pembukuan.
Baca juga : Apa Itu Warehousing? Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Keuntungannya untuk Bisnis
2. Contoh Laporan Stok Opname Sistem
Berbeda dengan stok opname fisik yang dilakukan secara manual, laporan stok opname sistem menggunakan data yang tercatat dalam sistem untuk memverifikasi jumlah stok. Proses ini sering dilakukan dengan memanfaatkan software atau aplikasi untuk mencatat pergerakan barang secara otomatis. Berikut adalah contoh tabel laporan stok opname sistem:
Pada laporan stok opname sistem, Stock Awal (Sistem) dan Stock Akhir (Sistem) mencatat jumlah barang yang tercatat dalam sistem sebelum dan setelah proses opname. Kolom Selisih menunjukkan apakah ada perbedaan antara stok yang tercatat dan yang sebenarnya.
Laporan ini memungkinkan pengecekan lebih cepat dan efisien karena tidak memerlukan pengecekan fisik secara manual, namun harus dipastikan bahwa data dalam sistem sudah akurat.
Kedua jenis laporan ini, baik yang fisik maupun berbasis sistem, sama-sama penting untuk memverifikasi kebenaran stok yang ada. Pemilik bisnis dapat memilih salah satu metode, atau bahkan menggabungkan keduanya, untuk memastikan akurasi dalam pengelolaan persediaan barang.
Baca juga : Mengelola Aset Perusahaan dengan Baik: Apa Itu Inventarisasi Aset, Tujuan, dan Manfaatnya?
3. Contoh Laporan Stok Opname Periode
Laporan stok opname periode adalah laporan yang digunakan untuk mencatat jumlah barang dalam rentang waktu tertentu. Laporan ini penting untuk memantau perubahan jumlah barang selama periode tertentu dan memastikan tidak ada kesalahan pembukuan. Berikut adalah contoh laporan stok opname periode:
Pada tabel ini, Stock Awal (Periode 1) dan Stock Akhir (Periode 1) mencatat jumlah barang di awal dan akhir periode pertama. Begitu juga dengan periode kedua yang dicatat pada kolom Stock Awal (Periode 2) dan Stock Akhir (Periode 2). Selisih menunjukkan perbedaan antara stock awal dan akhir pada setiap periode. Laporan ini digunakan untuk memeriksa perubahan stok secara berkala.
Baca juga : Bikin Produksi Terhambat, Ini Masalah Umum Distribusi dan Solusinya
4. Contoh Laporan Stok Opname Persediaan
Laporan stok opname persediaan digunakan untuk mencatat jumlah barang habis pakai yang ada di gudang atau toko. Laporan ini memastikan bahwa barang habis pakai yang tercatat dalam pembukuan sesuai dengan jumlah barang yang ada. Berikut adalah contoh laporan stok opname persediaan barang habis pakai:
Pada laporan ini, Nama Barang dan Kode Barang digunakan untuk mendata barang habis pakai yang diopname. Stock Awal mencatat jumlah stok sebelum opname, sementara Stock Akhir mencatat jumlah stok setelah pengecekan fisik. Selisih mengindikasikan apakah ada perbedaan antara stok awal dan akhir. Catatan bisa berisi informasi tambahan mengenai kondisi barang. Laporan ini penting untuk memastikan pengelolaan persediaan barang habis pakai berjalan dengan baik.
Baca juga : Apa Itu Fast Moving dan Slow Moving Stock?
5. Contoh Laporan Stok Opname Rutin
Laporan stok opname rutin adalah laporan yang digunakan untuk mencatat jumlah barang yang ada di gudang atau toko secara berkala. Laporan ini bertujuan untuk memastikan bahwa jumlah barang yang tercatat dalam pembukuan sesuai dengan jumlah barang fisik yang ada di lokasi. Berikut adalah contoh laporan stok opname rutin:
Pada laporan ini, Nama Barang dan Kode Barang mencatat informasi tentang barang yang diopname. Stock Awal dan Stock Akhir menunjukkan jumlah barang sebelum dan setelah opname, sedangkan Selisih menunjukkan perubahan stok. Catatan bisa berisi informasi tambahan seperti kondisi barang. Laporan ini bisa dilakukan secara rutin, misalnya setiap minggu, bulan, atau tahun.
Baca juga : Value Proposition: Pengertian, Cara Menganalisis, dan Penerapannya untuk Keunggulan Bisnis
6. Contoh Laporan Stok Opname Full
Laporan stok opname full adalah laporan yang lebih mendetail, digunakan untuk mencatat jumlah barang secara menyeluruh di gudang atau toko. Laporan ini memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi persediaan barang. Berikut adalah contoh laporan stok opname full:
Dalam laporan ini, selain Nama Barang dan Kode Barang, ada kolom tambahan seperti Tanggal Opname, Lokasi Opname, Satuan, Harga Beli, Harga Jual, dan Kategori. Stock Awal dan Stock Akhir mencatat jumlah stok sebelum dan setelah opname, sementara Selisih mencatat perbedaannya. Catatan digunakan untuk memberikan informasi tambahan terkait barang yang diopname. Laporan ini memberikan gambaran yang lebih lengkap dan komprehensif, cocok untuk pengelolaan persediaan yang lebih mendetail.
Baca juga : Manfaat Pelatihan TQM untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah di Tempat Kerja
7. Contoh Laporan Stok Opname Partial
Laporan stok opname partial digunakan untuk mencatat jumlah barang yang ada di gudang atau toko hanya untuk beberapa barang tertentu. Biasanya, laporan ini digunakan untuk barang-barang yang dianggap memiliki risiko tinggi atau rentan terhadap kesalahan dalam pembukuan. Berikut adalah contoh laporan stok opname partial:
Dalam laporan ini, Nama Barang dan Kode Barang mencatat barang yang diopname. Stock Awal dan Stock Akhir menunjukkan jumlah barang sebelum dan setelah opname, sementara Selisih menunjukkan perbedaan jumlah. Catatan berisi informasi tambahan, seperti kerusakan atau kehilangan barang. Tanggal Opname mencatat tanggal pemeriksaan dilakukan.
Laporan ini biasanya dibuat untuk barang-barang tertentu yang membutuhkan perhatian lebih, seperti barang yang memiliki nilai tinggi atau barang yang sering terjadi selisih stok.