Panduan Lengkap Membuat Fishbone Diagram untuk Identifikasi Masalah

Panduan Lengkap: Membuat Fishbone Diagram untuk Identifikasi Masalah

5/5 - (3 votes)

Fishbone diagram telah menjadi metode yang cukup populer dalam menganalisis data karena terbilang efektif untuk menganalisis penyebab suatu masalah sampai ke akarnya.

Diagram yang juga sering disebut dengan diagram Ishikawa ini dapat mengidentifikasi akar penyebabnya dalam berbagai konteks, mulai dari manufaktur hingga layanan. Dalam artikel ini, akan membahas secara lengkap cara membuat fishbone diagram dan bagaimana menggunakannya untuk identifikasi masalah.

Mengenal Fishbone Diagram?

Fishbone diagram adalah alat visual yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengorganisir berbagai penyebab potensial dari suatu masalah. Bentuk diagram ini menyerupai tulang ikan, dengan masalah utama di ujung kepala ikan dan penyebab potensial sebagai cabang-cabang dari tulang utama.

Fishbone diagram pertama kali dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli manajemen kualitas dari Jepang, pada tahun 1960-an. Ishikawa menciptakan diagram ini sebagai bagian dari pendekatan Total Quality Management (TQM) untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah dan meningkatkan kualitas produk atau layanan.

Ishikawa memperkenalkan diagram ini sebagai cara untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah dan meningkatkan kualitas produk atau layanan. Fishbone diagram memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk menganalisis masalah secara menyeluruh, dengan memperhatikan berbagai aspek yang mungkin mempengaruhi masalah tersebut.

Dengan menggunakan pendekatan ini, Ishikawa percaya bahwa organisasi dapat mengatasi masalah secara lebih efektif dan mencegah terjadinya masalah yang serupa di masa depan.

Sejak saat itu, Fishbone diagram telah menjadi alat yang populer dan banyak digunakan di berbagai industri dan bidang, mulai dari manufaktur hingga layanan, untuk menganalisis penyebab masalah dan meningkatkan kinerja operasional.

Keberhasilannya sebagai alat analisis penyebab masalah telah membuatnya tetap relevan dan menjadi salah satu alat yang penting dalam manajemen kualitas dan pemecahan masalah.

Baca juga : Mengenal Scatter Diagram: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contohnya 

Langkah-langkah Membuat Fishbone Diagram

Langkah-langkah untuk membuat fishbone diagram, juga dikenal sebagai diagram Ishikawa, merupakan proses yang terstruktur untuk menganalisis penyebab masalah dan mengidentifikasi akar penyebabnya. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Definisikan Masalah Utama
    Langkah pertama adalah mendefinisikan dengan jelas masalah utama yang ingin dianalisis. Pastikan masalah tersebut dirumuskan secara spesifik dan terukur. Misalnya, keterlambatan produksi atau penurunan kualitas produk.
  2. Gambarkan Tulang Ikan
    Setelah masalah utama ditentukan, gambarlah tulang ikan dengan garis horizontal lurus yang mewakili tulang utama. Tuliskan masalah utama di ujung kepala ikan.
  3. Identifikasi Kategori Penyebab Utama
    Identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang mungkin mempengaruhi masalah tersebut. Kategori yang umum digunakan adalah 6M yaitu :

    • Manusia (People)
    • Metode (Methods)
    • Bahan (Materials)
    • Mesin (Machines)
    • Lingkungan (Environment)
    • Pengukuran (Measurement
  4. Identifikasi Penyebab Spesifik
    Di setiap cabang kategori penyebab utama, identifikasi penyebab-penyebab spesifik yang mungkin menjadi penyebab masalah. Gunakan brainstorming atau data yang tersedia untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini.
  5. Analisis dan Evaluasi
    Analisislah setiap faktor penyebab secara mendalam. Tinjau hubungan antara faktor-faktor tersebut dan bagaimana mereka berkontribusi terhadap masalah utama. Diskusikan dengan tim untuk memastikan bahwa semua penyebab potensial telah dipertimbangkan.
  6. Kembangkan Solusi
    Berdasarkan analisis fishbone diagram, kembangkanlah solusi atau tindakan korektif yang tepat untuk mengatasi masalah utama dan faktor-faktor penyebabnya. Pastikan solusi yang diusulkan relevan dan dapat diterapkan secara praktis.
  7. Implementasikan Solusi
    Langkah terakhir adalah menerapkan solusi atau tindakan korektif yang telah dikembangkan. Pastikan untuk melibatkan semua pemangku kepentingan yang terlibat dan mengawasi implementasi solusi untuk memastikan keberhasilannya.

Contoh Penerapan Fishbone Diagram Mengidentifikasi penyebab kecelakaan kerja

Salah satu kelebihan Fishbone diagram dapat diimplementasikan di berbagai kondisi atau permasalahan. Misalnya, penerapan fishbone diagram dalam mengidentifikasi penyebab kecelakaan kerja.

  1. Definisikan Masalah Utama
    Masalah utama yang akan dianalisis adalah “Kecelakaan Kerja.”
  2. Gambarkan Tulang Ikan
    Gambar tulang ikan dengan garis horizontal lurus yang mewakili tulang utama. Tuliskan “Kecelakaan Kerja” di ujung kepala ikan.
  3. Identifikasi Kategori Penyebab Utama
    Identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang mungkin mempengaruhi kecelakaan kerja. Kategori yang umum digunakan adalah 6M.
  4. Identifikasi Penyebab Spesifik
    Di setiap cabang kategori penyebab utama, identifikasi penyebab-penyebab spesifik yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan kerja. Berikut adalah contoh faktor-faktor penyebab yang mungkin termasuk:

    • Manusia (People):
      • Kurangnya pelatihan keselamatan kerja.
      • Ketidakpatuhan terhadap prosedur keselamatan kerja.
      • Ketidakpuasan terhadap risiko dan bahaya di tempat kerja.
    • Metode (Methods):
      • Metode kerja yang tidak aman atau tidak standar.
      • Kurangnya prosedur keselamatan kerja yang jelas dan terdokumentasi.
    • Bahan (Materials):
      • Penggunaan bahan atau zat berbahaya tanpa pelindung yang memadai.
      • Kualitas bahan yang buruk atau tidak memenuhi standar keselamatan.
    • Mesin (Machines):
      • Mesin yang usang atau kurang terawat.
      • Kegagalan mesin atau peralatan keselamatan kerja.
    • Lingkungan (Environment):
      • Kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, seperti pencahayaan yang buruk atau ventilasi yang tidak memadai.
      • Kekurangan tanda peringatan atau rambu keselamatan di area kerja.
    • Pengukuran (Measurement):
      • Kurangnya pengukuran dan evaluasi risiko keselamatan kerja secara teratur.
      • Tidak akuratnya pelaporan kecelakaan kerja atau insiden keselamatan.
  5. Analisis dan Evaluasi
    Selanjutnya, tim akan menganalisis hubungan antara faktor-faktor penyebab yang telah diidentifikasi dan bagaimana mereka berkontribusi terhadap kecelakaan kerja. Diskusi akan dilakukan untuk memastikan bahwa semua penyebab potensial telah dipertimbangkan dengan baik.
  6. Kembangkan Solusi
    Berdasarkan analisis fishbone diagram, tim akan merancang solusi atau tindakan korektif yang tepat untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja di tempat kerja. Ini mungkin meliputi pelatihan keselamatan tambahan, perbaikan prosedur kerja, atau perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan.
  7. Implementasikan Solusi
    Langkah terakhir adalah menerapkan solusi atau tindakan korektif yang telah dikembangkan. Pastikan untuk melibatkan semua pemangku kepentingan yang terlibat dan memantau implementasi solusi untuk memastikan keberhasilannya.

Baca juga : Teknik Fishbone Diagram untuk Analisis Akar Penyebab Masalah Kualitas

Tips dan Trik untuk Membuat Fishbone Diagram yang Efektif

Meski tergolong mudah, penerapan Fishbone harus dilakukan dengan sangat teliti agar memberikan hasil yang maksimal. Berikut adalah beberapa tips dan trik untuk membuat fishbone diagram yang efektif:

  • Libatkan semua pihak terkait dalam proses pembuatan Fishbone Diagram
    Pastikan untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan masalah yang dianalisis. Dengan memasukkan perspektif dari berbagai departemen atau tingkatan dalam organisasi untuk memastikan bahwa semua aspek masalah telah dipertimbangkan dengan baik.
  • Gunakan visual yang menarik dan mudah dipahami
    Gunakan visual yang menarik untuk membuat fishbone diagram menjadi lebih mudah dipahami. Hal ini akan membantu mempertahankan minat pembaca dan memudahkan mereka dalam memahami kompleksitas penyebab masalah.
  • Fokus pada penyebab utama, bukan hanya gejala
    Saat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, pastikan untuk fokus pada penyebab utama dari masalah, bukan hanya gejala atau manifestasi dari masalah tersebut, sehingga akan membantu dalam mengidentifikasi solusi yang lebih efektif dan mencegah masalah yang serupa muncul di masa depan.
  • Selalu perbarui Fishbone Diagram saat informasi baru tersedia
    Fishbone diagram harus dipandang sebagai dokumen yang hidup dan terus berkembang. Selalu perbarui diagram saat informasi baru tersedia atau ketika terjadi perubahan dalam situasi atau kondisi yang relevan dengan masalah yang sedang dianalisis.

Kesimpulan

Fishbone diagram adalah alat yang sangat berguna dalam manajemen kualitas dan pemecahan masalah. Dengan meningkatkan pemahaman tentang masalah, mengidentifikasi berbagai faktor penyebab, menganalisis akar masalah secara sistematis, serta meningkatkan komunikasi dan kolaborasi tim, diagram ini mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik dan solusi yang lebih efektif. Penggunaan fishbone diagram membantu organisasi dalam menghadapi tantangan dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan holistik.

Ingin meningkatkan kemampuan analisis data Anda? Ikuti pelatihan Fishbone Diagram eksklusif kami dan pelajari teknik-teknik praktis yang akan membantu Anda membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah ahli dalam menganalisis data!

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?