Di era data dan keterbukaan informasi saat ini, kemampuan untuk menganalisis data sangat dibutuhkan, terutama dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat. Termasuk bagi perusahaan dalam mengejar target dan tujuannya bisnisnya yang membutuhkan dukungan data yang akurat.
Banyak metode yang dapat diterapkan dalam menganalisis sebuah data, salah satunya Scatter diagram, atau yang sering disebut juga dengan diagram pencar yang digunakan dalam analisis data untuk menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dalam artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang scatter diagram, termasuk pengertian, manfaat, jenis, dan contohnya.
Apa itu scatter diagram?
Scatter diagram, juga dikenal sebagai diagram pencar, adalah alat visual yang digunakan dalam analisis data untuk menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Diagram ini menggunakan sumbu horizontal (sumbu x) dan sumbu vertikal (sumbu y) untuk menampilkan titik-titik data yang mewakili nilai dari kedua variabel tersebut. Setiap titik pada diagram mewakili satu pasangan nilai dari kedua variabel yang diamati.
Penggunaan scatter diagram membantu dalam memvisualisasikan pola atau hubungan antara dua variabel secara intuitif. Ketika titik-titik data tersebar di sepanjang sumbu, pola atau tren yang muncul dapat memberikan indikasi tentang hubungan antara kedua variabel.
Pola yang mungkin terjadi antara titik-titik data dapat berupa hubungan positif, di mana nilai pada sumbu y meningkat seiring dengan peningkatan nilai pada sumbu x; hubungan negatif, di mana nilai pada sumbu y menurun seiring dengan peningkatan nilai pada sumbu x; atau tidak ada hubungan sama sekali, di mana titik-titik data tersebar secara acak tanpa pola yang jelas.
Scatter diagram digunakan dalam berbagai bidang, termasuk statistika, ilmu sosial, ekonomi, sains, dan bisnis, untuk menganalisis hubungan antara berbagai variabel dan membuat keputusan yang berdasarkan pada data yang dianalisis.
Baca juga : Teknik Fishbone Diagram untuk Analisis Akar Penyebab Masalah Kualitas
Bagaimana Cara Membuat Scatter Diagram?
Dalam menganalisa sebuah data, pembuatan Scatter diagram melibatkan sejumlah langkah-langkah yang perlu diperhatikan, berikut diantaranya:
- Kumpulkan Data
Langkah pertama adalah mengumpulkan data untuk kedua variabel yang ingin dibandingkan. Pastikan datanya lengkap dan tercatat dengan benar. Misalnya, jika ingin membuat scatter diagram untuk mengetahui hubungan antara jumlah jam kerja dengan nilai kinerja karyawan, maka perlu mengumpulkan data jumlah jam kerja dan nilai kinerja untuk setiap karyawan.
- Tentukan Variabel X dan Y
Setelah data terkumpul, tentukan variabel yang akan diplot di sumbu horizontal (sumbu x) dan di sumbu vertikal (sumbu y). Misalnya, jika ingin mengetahui hubungan antara jumlah jam kerja (x) dan nilai kinerja (y), maka jumlah jam kerja harus diplot di sumbu x dan nilai kinerja diplot di sumbu y.
- Buat Titik Data
Selanjutnya, plot titik-titik data pada grafik dengan menggunakan koordinat yang sesuai untuk setiap pasangan nilai dari kedua variabel. Pastikan untuk menempatkan setiap titik pada lokasi yang tepat berdasarkan nilai variabel x dan y yang sesuai. Langkah ini dapat menggunakan grafik kertas atau perangkat lunak grafik seperti Microsoft Excel atau Google Sheets untuk membuat scatter diagram.
- Tentukan Skala dan Label Sumbu
Atur skala sumbu x dan sumbu y agar sesuai dengan rentang nilai yang telah ditetapkan. Beri label sumbu x dan sumbu y dengan jelas untuk menjelaskan variabel yang diplot di masing-masing sumbu. Pastikan untuk menyertakan unit pengukuran jika diperlukan untuk memahami data dengan lebih baik.
- Analisis Hasil
Setelah membuat scatter diagram, analisis pola atau tren yang muncul dari titik-titik data. Perhatikan apakah terdapat hubungan positif, negatif, atau tidak ada hubungan sama sekali antara kedua variabel yang diplot. Tahap ini juga dapat menambahkan garis tren atau melakukan analisis korelasi untuk memperkuat temuan.
Baca juga : 10 Alat dan Metode dalam Lean Manufacturing untuk Efisiensi Proses Bisnis
Elemen-elemen Penting dalam Scatter Diagram
Dalam scatter diagram, ada beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan dalam membentuk struktur dasar visualisasi data:
- Sumbu X dan Sumbu Y
Sumbu X dan Sumbu Y adalah sumbu horizontal dan vertikal di dalam diagram. SumBU X biasanya menunjukkan variabel independen atau penyebab, sedangkan SumBU Y menunjukkan variabel dependen atau hasil. Koordinat titik-titik data diplot sesuai dengan nilai dari kedua sumbu ini.
- Titik Data
Titik data adalah representasi visual dari pasangan nilai dari kedua variabel yang diplot di dalam diagram. Setiap titik mewakili satu observasi atau data dari kumpulan data yang diambil. Posisi relatif setiap titik menunjukkan hubungan antara nilai variabel X dan Y yang sesuai.
- Garis Tren (Jika Ada)
Garis tren adalah garis yang menunjukkan pola atau arah umum dari sebaran titik-titik data dalam diagram. Garis ini dapat digunakan untuk menunjukkan tren atau hubungan keseluruhan antara variabel X dan Y. Misalnya, garis tren dapat menunjukkan apakah hubungan antara dua variabel adalah positif, negatif, atau tidak ada hubungan.
- Skala Sumbu
Skala sumbu adalah pembagian dan label pada sumbu X dan Y yang menunjukkan nilai atau rentang nilai dari setiap sumbu. Skala sumbu harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga data terplot secara proporsional dan mudah dipahami. Pemilihan skala yang tepat sangat penting untuk memastikan interpretasi yang akurat dari scatter diagram.
- Judul dan Label
Scatter diagram harus memiliki judul yang jelas dan informatif yang menjelaskan topik atau subjek yang sedang dianalisis. Selain itu, setiap sumbu harus diberi label yang menjelaskan variabel yang diplot di sumbu tersebut. Label harus singkat, namun jelas, dan mencerminkan konteks dari data yang diplot.
Manfaat Scatter Diagram
Scatter diagram menjadi salah satu metode analisis data yang cukup populer saat ini, karena memberikan sejumlah manfaat yang signifikan dalam analisis data. Berikut beberapa manfaat utama dari penggunaan scatter diagram.
- Mengidentifikasi Hubungan Antara Dua Variabel
Scatter diagram membantu dalam mengidentifikasi hubungan antara dua variabel dengan cara visual yang intuitif. Dengan memplot titik-titik data pada diagram dapat dilihat apakah terdapat pola atau tren yang terbentuk antara variabel yang diamati. Hal ini sangat membantu untuk memahami apakah ada hubungan yang terdefinisi dengan jelas antara dua variabel atau tidak.
- Menentukan Kekuatan dan Arah Hubungan
Salah satu manfaat utama dari scatter diagram adalah kemampuannya untuk menentukan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Jika titik-titik data cenderung membentuk pola yang bergerak ke arah atas dan ke kanan, itu menunjukkan hubungan positif antara kedua variabel. Sebaliknya, jika titik-titik data cenderung bergerak ke arah bawah dan ke kanan, itu menunjukkan hubungan negatif. Jika titik-titik data tersebar tanpa pola yang jelas, itu menunjukkan tidak adanya hubungan.
- Mengidentifikasi Outlier dan Data yang Tidak Normal
Scatter diagram membantu dalam mendeteksi outlier atau titik data yang tidak biasa atau ekstrem secara visual. Outlier dapat mewakili data yang tidak normal atau anomali yang perlu diperhatikan. Dengan melihat scatter diagram, dapat mengidentifikasi titik-titik data yang terletak jauh dari pola umum atau tren yang terbentuk, yang memungkinkan kita untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap data tersebut.
- Memprediksi Nilai Variabel Berdasarkan Variabel Lain
Scatter diagram dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel berdasarkan variabel lain dengan mengamati pola umum dari titik-titik data. Misalnya, jika pola linier yang terbentuk antara dua variabel, maka dapat menggunakan garis tren untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen.
Jenis-jenis Scatter Diagram
Diagram Scatter memiliki beberapa jenis dengan fungsinya masing-masing yang dapat digunakan berdasarkan kompleksitas data dan tujuan analisis.
- Scatter Diagram Sederhana
Scatter Diagram Sederhana adalah scatter diagram paling dasar yang digunakan untuk menampilkan hubungan antara dua variabel. Diagram ini memplot titik-titik data mentah dari kedua variabel di sumbu X dan Y. Scatter diagram sederhana membantu dalam mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin ada dalam data.
- Scatter Diagram dengan Trendline
Scatter diagram dengan trendline adalah scatter diagram yang diperluas dengan menambahkan garis tren atau garis regresi ke diagram. Garis ini membantu menunjukkan pola umum atau hubungan antara dua variabel dengan lebih jelas. Garis tren ini bisa berupa garis lurus (untuk hubungan linier) atau berbentuk kurva (untuk hubungan non-linier).
- Scatter Diagram dengan Multiple Variabel
Scatter diagram dengan multiple variabel digunakan ketika ada lebih dari dua variabel yang ingin dianalisis. Diagram ini memplot titik-titik data di ruang tiga dimensi, di mana sumbu X, Y, dan Z mewakili nilai dari tiga variabel yang berbeda. Hal ini memungkinkan untuk mengeksplorasi hubungan antara tiga variabel secara bersamaan.
- Scatter Diagram Terpolar
Scatter diagram terpolar, juga dikenal sebagai diagram X-Y, adalah scatter diagram yang memplot titik-titik data dalam koordinat polar, bukan kartesian. Diagram ini umumnya digunakan dalam bidang seperti navigasi, geologi, atau fisika, di mana data diwakili dalam koordinat polar (sudut dan jarak), bukan koordinat kartesian (sumbu X dan Y).
Baca juga : Panduan Lengkap: Membuat Fishbone Diagram untuk Identifikasi Masalah
Contoh Penerapan Scatter Diagram
Dalam sebuah perusahaan manufaktur, manajemen ingin memahami hubungan antara biaya produksi suatu produk dengan harga jualnya. Perusahaan mengumpulkan data biaya produksi dan harga jual dari beberapa produk yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Data tersebut kemudian digunakan untuk membuat scatter diagram.
Scatter diagram tersebut memplot biaya produksi di sumbu X (sumbu horizontal) dan harga jual produk di sumbu Y (sumbu vertikal). Setiap titik pada diagram mewakili satu produk dengan pasangan biaya produksi dan harga jual yang sesuai.
Setelah diagram dibuat, manajemen dapat mengamati pola yang terbentuk dari titik-titik data. Jika titik-titik data cenderung membentuk pola yang menanjak, menunjukkan adanya hubungan positif antara biaya produksi dan harga jual. Hal ini berarti semakin tinggi biaya produksi suatu produk, semakin tinggi juga harga jualnya.
Namun, dengan menggunakan scatter diagram ini, manajemen juga dapat mengidentifikasi outlier atau produk-produk dengan biaya produksi yang tinggi namun harga jualnya rendah, atau sebaliknya. Hal ini bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak efisien dalam proses produksi atau strategi penetapan harga yang perlu diperbaiki.
Dengan pemahaman tentang hubungan ini, manajemen dapat mengoptimalkan strategi penetapan harga mereka dan mengevaluasi kembali biaya produksi untuk memastikan bahwa harga jual produk memberikan margin keuntungan yang memadai. Melalui penerapan scatter diagram, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam mengelola biaya dan penetapan harga produk mereka.
Kesimpulan
Scatter diagram adalah alat visual yang kuat dalam analisis data yang membantu dalam memvisualisasikan dan menganalisis hubungan antara dua variabel. Dengan melihat pola dan tren pada diagram, sebuah organisasi dapat mendapatkan wawasan yang berharga tentang data dan hubungan antara variabel tersebut. Hal ini akan sangat membantu dalam mengambil sebuah keputusan strategis dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Ingin meningkatkan kemampuan analisis data Anda? Ikuti pelatihan Scatter Diagram eksklusif kami dan pelajari teknik-teknik praktis yang akan membantu Anda membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah ahli dalam menganalisis data!