management system

SPARE PART MANAGEMENT SYSTEM in LOGISTIC PERSPECTIVE

Rate this post

Spare part management system terdiri dari serangkaian kontrol operasional seperti prinsip dasar, kebijakan, (policies), prosedur, panduan dan alat-alat yang harus dikelola secara maksimal dalam waktu jangka panjang agar dapat menjadi asset intangible (supporting) guna merencanakan dan merancang sistem. Kebutuhan terhadap perencanaan barang spare part adalah sesuatu yang sangat penting, bagaimana men-seleksi komponen yang sudah usang dan perlu untuk di buang. Lalu komponen apa yang harus di ganti dan bagian mana yang harus ditambah.

Ada 4 elemen dalam memelihara spare part ; secara kritis, secara khusus, pola permintaan, dan fungsi dari tiap-tiap suku cadang. Bagaimana melakukan identifikasi terhadap sebuah produk, seperti misalnya bicara soal material spare part, harga, pola kebutuhan yang tidak menentu, supply chain dan time buffer, semuanya harus menjadi informasi yang berguna dalam mengambil keputusan saat mengelola suku cadang.

Namun kali ini kami hanya akan membahas aspek logistik yang mencakup pemeliharaan, produksi, inventaris, supply chain management, dan aspek-aspek strategis lainnya. Inti dari aspek logistik adalah menjaga lead time performance antara kebutuhan dan ketersediaan tools spare part karena jika performa lead time buruk dapat mengganggu proses produksi keseluruhan. Ini tentu tidak di inginkan oleh perusahaan karena akan merugikan secara finansial, customer satisfaction, dan proses bisnis.

Dalam perspektif logistik, sangat dibutuhkan integrated approach. Seperti pada gambar dibawah ini :

management system

Gambar diatas menjelaskan keterkaitan pada elemen strategi atau perencanaan, rantai pasokan, dan jaringan bisnis dalam perspektif logistik. Perusahaan harus mampu mengkordinasikan dan atau mengontrol jalannya ke-empat elemen ini guna mencapai optimalisasi proses logistik. Pada elemen strategi, menjelaskan jenis level pelayanan seperti apa yang di butuhkan dan akan diberikan, apakah yang berfokus pada kepuasan konsumen atau memprioritaskan pelayanan tepat waktu. Semisal, seperti jaminan pengiriman kurang dari 24 jam atau menyediakan layanan perbaikan darurat. Lalu pada elemen jaringan struktur, akan mendefinisikan dan menganalisis kelas-kelas persediaan vendor dan dimana persediaan suku cadang tersebut berada. Keputusan dalam mendistribusikan spare part secara baik harus di formulasikan secara tepat. Lalu, manajemen rantai pasokan menjadi semakin penting dari waktu ke waktu. Hal ini mencakup aspek-aspek kerjasama, tanggung jawab, dan pembagian resiko yang mungkin terjadi di antara pihak eksternal (vendor) rantai pasokan (Supply Chain).

Pada akhirnya, ke tiga elemen diatas akan menentukan tipe kordinasi dan kontrol yang akan di lakukan oleh perusahaan untuk menjamin aspek logistik dalam proses manajemen spare part. Lalu setelah membaca ilmu yang kami sharing diatas, apakah anda sudah menerapakan manajemen yang baik dalam pengelolaan spare part? Apakah anda siap untuk menciptakan sistem pengelolaan spare part yang excellence? Yuk check website kami untuk topik training terkait ! Sampai bertemu di Campus kami ya !

(source : Janne Huiskonen – Elsevier)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Spread the love
Previous Post
Awareness dan Persyaratan ISO / IEC 17025
Next Post
Failure Mode and Effect Analysis VS Root Cause Analysis, kalo kamu team yang mana?
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?