Setiap bisnis pasti pernah menghadapi masalah, seperti keterlambatan proyek, keluhan pelanggan, atau turunnya kualitas produk. Seringkali yang dilakukan hanyalah memperbaiki gejala tanpa menyentuh akar masalahnya.
Di sinilah Diagram Ishikawa, atau Fishbone Diagram, menjadi alat yang sangat membantu. Bentuknya yang visual memudahkan tim untuk melihat penyebab masalah dari berbagai sisi, sehingga solusi yang dibuat lebih tepat sasaran dan tidak hanya bersifat sementara.
Di artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah praktis menggunakan Fishbone Diagram, contoh penerapan nyata, serta rekomendasi pelatihan dari IPQI Indonesia agar kemampuan analisis tim semakin matang.
Apa Itu Diagram Ishikawa (Fishbone)?
Fishbone Diagram menyerupai bentuk tulang ikan. Kepala ikan menunjukkan masalah utama, sedangkan tulang-tulang cabangnya mewakili kategori penyebab.
Metode ini membantu tim melihat semua faktor yang mungkin menjadi penyebab masalah. Biasanya kategori disesuaikan dengan jenis bisnis:
- 6M untuk manufaktur
Man, Machine, Material, Method, Measurement, Mother Nature
- 4S untuk jasa
Surroundings, Suppliers, Systems, Skills
Dengan metode ini, tim bisa fokus mencari akar masalah, bukan hanya menutupi gejala yang muncul di permukaan.
Baca juga : Teknik Fishbone Diagram untuk Analisis Akar Penyebab Masalah Kualitas
5 Langkah Praktis Menggunakan Fishbone Diagram
1. Tentukan Masalah dengan Jelas
Tuliskan masalah secara spesifik dan terukur. Contoh: “Keterlambatan pengiriman meningkat 20 persen dalam tiga bulan terakhir.”
Masalah yang jelas membuat tim fokus dan mempermudah analisis penyebab.
2. Buat Diagram Dasar
Gambarlah garis horizontal sebagai tulang punggung ikan. Letakkan masalah di ujung kanan sebagai kepala ikan.
Cabang-cabang nantinya akan menjadi kategori penyebab. Visualisasi ini memudahkan tim memahami hubungan sebab-akibat secara menyeluruh.
3. Pilih Kategori Penyebab
Sesuaikan kategori penyebab dengan konteks bisnis. Gunakan 6M untuk manufaktur dan 4S untuk jasa.
Contohnya, kategori “Machine” bisa mencakup peralatan atau sistem yang tidak berjalan optimal, sedangkan “Method” meliputi prosedur kerja dan SOP.
4. Brainstorm Penyebab Spesifik
Libatkan tim lintas departemen untuk menuliskan penyebab lebih rinci pada setiap cabang.
Gunakan metode 5 Why’s untuk menelusuri setiap penyebab hingga akar masalah. Misalnya, keterlambatan pengiriman dapat berasal dari SOP yang kurang jelas, staf yang belum terlatih, dan jadwal pengiriman yang tidak realistis.
5. Susun Rencana Tindakan
Setelah akar masalah jelas, buat rencana tindakan konkret. Tentukan siapa yang bertanggung jawab, kapan harus dilaksanakan, dan indikator keberhasilan.
Pantau hasilnya secara rutin untuk memastikan masalah tidak muncul kembali.
Baca juga : ROI Lean Six Sigma In-House Training (Studi Kasus 3 Industri)
Contoh Penerapan
Misalnya perusahaan logistik menghadapi masalah keterlambatan pengiriman. Hasil Fishbone Diagram bisa seperti ini:
- Man (Manusia)
Kurangnya pelatihan sopir dan staf gudang - Machine (Mesin)
Kendaraan sering rusak karena perawatan tidak rutin - Method (Metode)
Jadwal pengiriman tidak realistis - Material (Dokumen)
Dokumen pengiriman tidak lengkap - Measurement (Pengukuran)
Tidak ada KPI pengiriman tepat waktu - Mother Nature (Lingkungan)
Cuaca buruk di beberapa wilayah
Dari analisis ini, perusahaan dapat mengambil langkah nyata, seperti menggunakan sistem tracking digital, penjadwalan ulang armada, dan pelatihan staf untuk meningkatkan performa.
Baca juga : Lean Green Manufacturing: Efisiensi Energi & Emisi Karbon 30%
Rekomendasi Pelatihan: IPQI Indonesia
Agar lebih mahir dalam Root Cause Analysis dan Fishbone Diagram, IPQI Indonesia menyediakan pelatihan:
- Lean Six Sigma (Yellow, Green, Black Belt) untuk memahami continuous improvement dan problem solving
- Root Cause Analysis & Problem Solving Tools agar bisa menelusuri akar masalah secara praktis
- Quality Control Circle (QCC) & Kaizen Implementation untuk membangun budaya perbaikan berkelanjutan
- ISO 9001:2015 Quality Management System agar memahami standar manajemen mutu
- Continuous Improvement & Productivity Enhancement Program untuk meningkatkan efisiensi proses kerja
Peserta belajar bagaimana mengidentifikasi akar masalah, merancang solusi tepat, dan membangun budaya continuous improvement di tempat kerja.
Kesimpulan
Diagram Fishbone adalah alat berpikir sistematis yang membantu menemukan akar masalah bisnis. Dengan mengikuti panduan ini dan memanfaatkan pelatihan IPQI, tim dapat:
- Melihat semua faktor penyebab masalah secara menyeluruh
- Membuat solusi yang tepat dan berkelanjutan
- Membangun budaya perbaikan berkesinambungan di seluruh organisasi
FAQ
- Apa itu Fishbone Diagram?
Fishbone Diagram adalah alat visual untuk menemukan akar masalah dan menyusun kategori penyebab secara sistematis. - Kapan metode ini harus digunakan?
Saat menghadapi masalah kompleks dengan banyak faktor dan ingin menemukan penyebab utama. - Apa bedanya dengan 5 Why’s?
Fishbone memetakan penyebab secara visual, sementara 5 Why’s menelusuri penyebab hingga akar masalah. - Siapa yang cocok mengikuti pelatihan IPQI?
Supervisor, manajer operasional, profesional manajemen mutu, dan siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan problem solving.










