Mengenal Fishbone Diagram: Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Contohnya

Mengenal Fishbone Diagram: Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Contohnya

5/5 - (2 votes)

Di era data dan informasi saat ini banyak metode yang dapat digunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan sebuah strategi ataupun dalam pengambilan keputusan.

Salah satu metode yang cukup populer yaitu Fishbone Diagram atau yang dikenal juga sebagai diagram Ishikawa atau diagram tulang ikan. Diagram ini merupakan alat visual yang digunakan untuk menganalisis penyebab dari suatu masalah atau situasi. Dalam artikel ini akan membahas secara mendalam tentang Fishbone Diagram.

Mengenal Fishbone Diagram

Fishbone diagram menggambarkan hubungan antara suatu hasil atau masalah tertentu dengan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Diagram ini mengambil bentuk seperti tulang ikan, dengan “tulang” sebagai garis utama yang mewakili hasil atau masalah, dan “tulang cabang” yang mewakili faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.

Istilah “tulang ikan” merujuk pada struktur diagram yang menyerupai bentuk tulang ikan, di mana garis utama yang menyerupai tulang ikan merupakan masalah atau hasil yang ingin dianalisis, sedangkan “tulang cabang” merupakan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.

Diagram ini membantu dalam memvisualisasikan berbagai faktor yang terlibat dalam suatu masalah atau hasil, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi penyebab-penyebab potensial dan merancang strategi perbaikan yang tepat.

Fishbone diagram pertama kali dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli manajemen kualitas dari Jepang, pada tahun 1960-an. Sejak itu, diagram ini telah menjadi salah satu alat yang populer dalam manajemen kualitas dan analisis penyebab akar, digunakan di berbagai industri dan bidang untuk menganalisis masalah dan meningkatkan kinerja.

Baca juga : Mengenal Scatter Diagram: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contohnya 

Prinsip-prinsip utama Fishbone Diagram

Dalam implementasinya, Fishbone Diagram memiliki sejumlah prinsip-prinsip utama atau juga dikenal sebagai diagram Ishikawa, berikut penjelasannya.

  • Identifikasi Masalah Utama
    Fishbone diagram dimulai dengan identifikasi masalah atau hasil utama yang ingin dianalisis yang ditempatkan di ujung kepala “tulang ikan”.
  • Pengelompokan Penyebab Potensial
    Setelah masalah utama diidentifikasi, penyebab-penyebab potensial yang mungkin mempengaruhi masalah tersebut dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Kategori umum yang sering digunakan termasuk Manusia, Metode, Bahan, Peralatan, Lingkungan, dan Pengukuran (dikenal sebagai kategori 6M).
  • Penentuan Faktor Penyebab
    Setiap kategori dianalisis lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor spesifik yang mungkin menjadi penyebab masalah yang melibatkan diskusi tim dan pengumpulan data untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab.
  • Penggunaan Pertanyaan “Why?”
    Proses analisis fishbone diagram sering kali melibatkan penggunaan pertanyaan “Why?” berulang kali untuk membantu menggali lebih dalam penyebab-penyebab yang mungkin tersembunyi di balik faktor-faktor yang lebih jelas.
  • Representasi Grafis
    Setelah faktor-faktor penyebab diidentifikasi, mereka direpresentasikan dalam bentuk cabang-cabang atau “tulang” yang terhubung ke garis utama, menciptakan gambaran visual yang memudahkan pemahaman tentang hubungan antara faktor-faktor tersebut.
  • Kolaborasi Tim
    Fishbone diagram merupakan alat kolaboratif yang memungkinkan anggota tim dari berbagai departemen atau tingkatan organisasi untuk berpartisipasi dalam proses analisis dengan memfasilitasi pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah dan penyebabnya.
  • Prioritaskan Penyebab
    Setelah semua faktor penyebab teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah untuk memprioritaskan mereka berdasarkan dampak dan kepentingan relatif. Hal ini membantu dalam merumuskan strategi perbaikan yang lebih efektif.
  • Pengembangan Solusi
    Fishbone diagram tidak hanya bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, tetapi juga untuk membantu dalam merancang solusi yang tepat sasaran dengan memahami akar permasalahan.

Baca juga : Teknik Fishbone Diagram untuk Analisis Akar Penyebab Masalah Kualitas

Manfaat Fishbone Diagram

Fishbone diagram menawarkan berbagai manfaat dalam analisis masalah dan peningkatan kualitas. Berikut beberapa manfaat-manfaat tersebut.

  • Meningkatkan Pemahaman tentang Suatu Masalah
    Fishbone diagram membantu dalam memvisualisasikan semua faktor yang mungkin mempengaruhi suatu masalah. Dengan memetakan hubungan antara masalah utama dan penyebab-penyebab potensial, diagram ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kompleksitas dan sifat masalah tersebut. Hal ini memungkinkan tim untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang masalah yang sedang dihadapi.
  • Mengidentifikasi Berbagai Faktor Penyebab Masalah
    Fishbone diagram memungkinkan identifikasi berbagai penyebab potensial dari suatu masalah dalam kategori yang terstruktur. Dengan membagi penyebab ke dalam kelompok-kelompok seperti Manusia, Metode, Bahan, Peralatan, Lingkungan, dan Pengukuran, diagram ini membantu tim untuk mempertimbangkan semua kemungkinan faktor yang mungkin berkontribusi terhadap masalah tersebut.
  • Menganalisis Akar Masalah secara Sistematis
    Dengan menggunakan pendekatan yang terstruktur dan sistematis, fishbone diagram memfasilitasi analisis mendalam tentang akar masalah. Proses ini sering kali melibatkan penggunaan teknik seperti pertanyaan “Why?” berulang kali untuk menggali lebih dalam dan menemukan penyebab mendasar yang mungkin tidak langsung terlihat. Analisis yang sistematis ini membantu dalam mengidentifikasi akar masalah yang sebenarnya, bukan hanya gejala atau manifestasi permukaan dari masalah tersebut.
  • Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi Tim
    Fishbone diagram merupakan alat yang kolaboratif, yang mengundang partisipasi dari anggota tim yang beragam. Proses pembuatan diagram ini memerlukan diskusi, brainstorming, dan berbagi perspektif antara anggota tim. Hal ini tidak hanya meningkatkan komunikasi antar anggota tim, tetapi juga memfasilitasi kolaborasi yang lebih baik, karena setiap orang dapat berkontribusi dengan wawasan dan pengalaman mereka sendiri.
  • Mendorong Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
    Dengan menyediakan pandangan yang jelas dan terstruktur tentang penyebab masalah, fishbone diagram membantu dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang diperoleh dari diagram ini memungkinkan tim untuk mengidentifikasi area yang paling memerlukan perhatian dan intervensi.

Tujuan Fishbone Diagram

Fishbone diagram memiliki berbagai tujuan yang menjadikannya alat yang efektif dalam manajemen kualitas dan pemecahan masalah. Berikut beberapa tujuan dari Fishbone Diagram:

  • Mengidentifikasi Penyebab Utama Suatu Masalah
    Fishbone diagram bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengorganisir penyebab potensial dari suatu masalah secara sistematis. Dengan memetakan hubungan antara masalah utama dan faktor-faktor penyebabnya, diagram ini membantu tim untuk mengidentifikasi penyebab utama yang berkontribusi terhadap masalah tersebut. Proses ini memastikan bahwa analisis tidak hanya berfokus pada gejala, tetapi juga pada akar penyebab yang mendasarinya.
  • Menentukan Solusi yang Tepat untuk Mengatasi Masalah
    Setelah penyebab utama diidentifikasi, fishbone diagram membantu dalam menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan masalah, tim dapat merancang tindakan korektif yang lebih spesifik dan efektif. Hal ini memungkinkan organisasi untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang tepat sasaran dan mengurangi kemungkinan terjadinya masalah yang sama di masa depan.
  • Mencegah Masalah Serupa Terulang Kembali
    Fishbone diagram juga bertujuan untuk mencegah masalah serupa terulang kembali. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab dari masalah, organisasi dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Hal ini membantu dalam menciptakan sistem dan proses yang lebih tangguh, yang mampu menangani dan mengeliminasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.
  • Meningkatkan Kualitas Produk atau Layanan
    Salah satu tujuan utama fishbone diagram adalah meningkatkan kualitas produk atau layanan. Dengan menganalisis penyebab masalah kualitas dan menentukan solusi yang tepat, organisasi dapat mengurangi cacat, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memenuhi standar kualitas yang lebih tinggi. Penggunaan fishbone diagram dalam peningkatan kualitas berkontribusi pada produk dan layanan yang lebih andal dan konsisten.
  • Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Proses Kerja
    Fishbone diagram membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses kerja dengan mengidentifikasi hambatan dan ketidakefisienan dalam sistem. Dengan menghilangkan penyebab masalah dan mengoptimalkan proses, organisasi dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan mempercepat waktu respons. Hal ini tidak hanya meningkatkan kinerja operasional, tetapi juga memberikan keuntungan kompetitif di pasar.

Baca juga : Mengenal Value Stream Mapping (VSM): Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas dengan Pemetaan Alur Nilai

Cara Membuat Fishbone Diagram

Proses membuat fishbone diagram melibatkan proses yang terstruktur dan kolaboratif dalam mengidentifikasi penyebab utama dari suatu masalah. Berikut adalah langkah-langkah cara membuat fishbone diagram.

  • Menentukan Masalah Utama yang Ingin Dianalisis
    Langkah pertama adalah menentukan dengan jelas masalah utama yang ingin dianalisis. Masalah ini harus dirumuskan secara spesifik dan terukur. Misalnya, “Penurunan Kualitas Produk” atau “Keterlambatan Pengiriman.”
  • Menggambar Tulang Utama yang Mewakili Masalah Utama
    Setelah masalah utama ditentukan, gambar garis horizontal lurus yang mewakili “tulang utama” dari diagram. Di ujung kanan garis ini, tuliskan masalah utama yang telah diidentifikasi.
  • Mengidentifikasi Kategori-Kategori Penyebab Utama
    Identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang mungkin mempengaruhi masalah. Kategori-kategori ini seringkali disebut sebagai 6M, yaitu:
    • Manusia (People): Faktor yang berkaitan dengan tenaga kerja.
    • Metode (Methods): Proses atau prosedur yang digunakan.
    • Bahan (Materials): Bahan baku atau komponen yang digunakan.
    • Mesin (Machines): Peralatan atau teknologi yang digunakan.
    • Lingkungan (Environment): Kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses.
    • Pengukuran (Measurement): Cara pengukuran atau evaluasi dilakukan.
  • Menggambar Cabang-Cabang dari Tulang Utama untuk Setiap Kategori Penyebab
    Gambar garis-garis cabang dari tulang utama untuk setiap kategori penyebab yang telah diidentifikasi. Garis-garis ini akan membentuk “tulang-tulang” yang lebih kecil, mengarah keluar dari tulang utama.
  • Menuliskan Faktor-Faktor Penyebab pada Setiap Cabang
    Pada setiap cabang, tuliskan faktor-faktor spesifik yang mungkin menjadi penyebab masalah dalam kategori tersebut. Misalnya, dalam kategori “Manusia,” faktor-faktor penyebab mungkin termasuk kurangnya pelatihan, ketidakseimbangan beban kerja, atau rendahnya motivasi.
  • Menganalisis Hubungan antara Faktor-Faktor Penyebab
    Setelah semua faktor penyebab diidentifikasi, analisis hubungan antara faktor-faktor tersebut. Pertimbangkan bagaimana faktor-faktor ini saling berinteraksi dan berkontribusi terhadap masalah utama. Diskusikan dengan tim untuk memastikan bahwa semua penyebab potensial telah diidentifikasi dan dianalisis.
  • Menentukan Akar Masalah
    Langkah terakhir adalah menentukan akar masalah dari faktor-faktor penyebab yang telah diidentifikasi. Gunakan teknik seperti analisis “5 Why” untuk menggali lebih dalam dan menemukan penyebab mendasar dari masalah. Setelah akar masalah diidentifikasi, tim dapat merancang solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga : Memanfaatkan Data untuk Meningkatkan Kualitas: Panduan Menerapkan SPC (Statistical Process Control) di Perusahaan Anda

Contoh Penerapan Fishbone Diagram

src img : researchgate.net

Fishbone Diagram dapat diterapkan di berbagai sektor dalam membantu menganalisis data. Pada kesempatan kali ini akan melihat bagaimana penerapan Fishbone Diagram untuk menganalisis penyebab keterlambatan produksi.

Menentukan Masalah Utama yang Ingin Dianalisis : Masalah utama yang akan dianalisis adalah “Keterlambatan Produksi.”

Menggambar Tulang Utama yang Mewakili Masalah Utama : Gambar garis horizontal lurus sebagai tulang utama. Di ujung kanan garis ini, tuliskan masalah utama: “Keterlambatan Produksi.”

Mengidentifikasi Kategori-Kategori Penyebab Utama : Identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang mungkin mempengaruhi keterlambatan produksi. Kategori yang digunakan dalam contoh ini adalah “6M”.

Menggambar Cabang-Cabang dari Tulang Utama untuk Setiap Kategori Penyebab : Gambar garis-garis cabang dari tulang utama untuk setiap kategori penyebab.

Menuliskan Faktor-Faktor Penyebab pada Setiap Cabang : Pada setiap cabang, tuliskan faktor-faktor spesifik yang mungkin menjadi penyebab keterlambatan produksi dalam kategori tersebut.

Menganalisis Hubungan antara Faktor-Faktor Penyebab : Diskusikan bagaimana faktor-faktor ini saling berinteraksi dan berkontribusi terhadap keterlambatan produksi.

Menentukan Akar Masalah: Gunakan analisis “5 Why” atau teknik lainnya untuk menentukan akar masalah dari faktor-faktor penyebab yang telah diidentifikasi.

 Baca juga : Memanfaatkan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk

Tips dan Trik untuk Membuat Fishbone Diagram yang Efektif

Fishbone diagram adalah alat yang sangat berguna untuk analisis penyebab masalah, namun agar diagram ini benar-benar efektif, ada beberapa tips dan trik yang bisa diikuti. Berikut penjelasan tentang cara membuat fishbone diagram yang efektif:

  • Libatkan Semua Anggota Tim dalam Proses Pembuatan Diagram
    Libatkan berbagai anggota tim dari berbagai departemen atau tingkat dalam proses pembuatan diagram untuk memastikan bahwa berbagai perspektif dan wawasan yang berbeda dapat disertakan dalam analisis, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah.
  • Gunakan Bahasa yang Jelas dan Mudah Dipahami
    Pastikan bahwa semua istilah dan label yang digunakan dalam fishbone diagram adalah jelas dan mudah dipahami oleh semua anggota tim. Hindari penggunaan jargon teknis atau istilah yang membingungkan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan langsung akan memastikan bahwa semua orang dapat mengikuti dan berkontribusi secara efektif dalam diskusi.
  • Fokuskan pada Faktor-Faktor Penyebab yang Paling Penting
    Meskipun penting untuk mengidentifikasi berbagai penyebab potensial, fokuslah pada faktor-faktor penyebab yang paling signifikan yang benar-benar mempengaruhi masalah utama. Prioritaskan faktor-faktor ini dan hindari tergoda untuk mencantumkan setiap kemungkinan penyebab yang tidak relevan.
  • Gunakan Visualisasi untuk Membuat Diagram Lebih Mudah Dipahami
    Fishbone diagram adalah alat visual, jadi pastikan bahwa diagram yang Anda buat mudah dipahami secara visual. Gunakan warna, garis yang jelas, dan tata letak yang rapi untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman. Visualisasi yang baik membantu dalam mengkomunikasikan hubungan antara faktor-faktor penyebab dan masalah utama dengan lebih efektif.
  • Lakukan Analisis Akar Masalah secara Menyeluruh
    Setelah fishbone diagram selesai, lakukan analisis akar masalah secara menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab mendasar dari masalah. Gunakan teknik seperti “5 Why” untuk menggali lebih dalam ke dalam setiap faktor penyebab yang diidentifikasi. Pastikan bahwa analisis ini dilakukan secara rinci dan tidak hanya berhenti pada gejala permukaan.

Kesimpulan

Fishbone diagram merupakan alat yang efektif dalam menganalisis dan memahami penyebab dari suatu masalah atau hasil tertentu. Dengan menggunakan diagram ini, tim dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap masalah, dan merancang solusi yang tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan demikian, penggunaan fishbone diagram dapat menjadi langkah penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai konteks, mulai dari industri manufaktur hingga layanan kesehatan.

Ingin meningkatkan kemampuan analisis data Anda? Ikuti pelatihan Fishbone Diagram eksklusif kami dan pelajari teknik-teknik praktis yang akan membantu Anda membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah ahli dalam menganalisis data!

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?