Strategi SCM untuk UMKM: Menembus Pasar Global di Tahun 2025

Strategi SCM untuk UMKM: Menembus Pasar Global di Tahun 2025

Rate this post

Di era persaingan bisnis yang makin ketat, keberhasilan sebuah usaha tidak hanya ditentukan oleh produk yang bagus. Kecepatan produksi, kelancaran distribusi, dan efisiensi operasional kini menjadi faktor penentu. Inilah mengapa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management/SCM) menjadi sangat penting termasuk bagi pelaku UMKM.

SCM bukan cuma milik perusahaan besar. Justru bagi UMKM, SCM yang rapi dan efisien bisa jadi jalan keluar dari tantangan seperti keterlambatan pasokan, stok tidak tercatat, hingga sulitnya masuk pasar ekspor.

Artikel ini akan membahas mengapa SCM penting untuk UMKM, tantangan yang sering dihadapi, hingga solusi praktis termasuk pemanfaatan platform digital dan pelatihan yang tepat. 

SCM: Lebih dari Sekadar Produksi

Supply Chain Management (SCM) bukan hanya tentang membuat barang. Ini soal bagaimana semua bagian dalam bisnis mulai dari perencanaan, pengadaan, produksi, pergudangan, logistik, hingga distribusi yang terhubung dan berjalan secara efisien.

SCM menuntut koordinasi antara fungsi internal (tim produksi, keuangan, logistik) dan eksternal (pemasok, mitra distribusi, hingga pelanggan). Tujuannya jelas: menciptakan alur kerja yang lancar, cepat, dan hemat biaya.

Dalam buku Supply Chain Management edisi ke-3, SCM dijelaskan sebagai proses integrasi menyeluruh dari pemasok hingga pelanggan akhir. Ketika semua bagian saling terhubung dengan baik, maka nilai tambah tercipta baik bagi perusahaan, mitra, maupun konsumen.

Baca juga : Mengenal Supply Chain Management: Pengertian, Manfaat, Proses dan Contohnya

UMKM Wajib Naik Kelas Lewat Rantai Pasok

UMKM Indonesia punya potensi besar tetapi potensi saja tidak cukup tanpa koneksi. Itulah sebabnya pemerintah, lewat Menteri Maman Abdurrahman, serius mendorong UMKM masuk ke dalam ekosistem supply chain nasional.

Dalam acara Inacraft 2025, Maman mengumumkan rencana pembentukan holding UMKM. Tujuannya? Menyatukan kekuatan UMKM agar terhubung langsung dengan industri besar.

“Kami ingin UMKM tak hanya jadi pelengkap, tapi jadi bagian dari sistem industri nasional,” tegas Maman.

Ini adalah langkah strategis. Dengan masuk ke rantai pasok, UMKM bisa mendapat akses ke bahan baku, teknologi, dan pasar yang lebih luas tanpa harus bersaing sendirian.

UMKM berpeluang naik kelas: dari produsen lokal menjadi pemasok global. Tapi untuk itu, perlu sistem supply chain yang terbuka, efisien, dan berkelanjutan. Di sinilah peran pemerintah sangat penting: membuka jalan, mempercepat konektivitas, dan memastikan UMKM punya tempat yang setara dalam ekosistem industri.

Booming Industri Supply Chain: Peluang Emas untuk UMKM

Tahun 2025 menjadi momen penting bagi industri supply chain Indonesia. Menurut BPS, ekonomi nasional tumbuh stabil di kisaran 5–5,1%, dan nilai pasar logistik mencapai US$131,2 miliar. Angka ini tumbuh cepat dengan laju 6–8% per tahun (CAGR), menurut laporan Mordor Intelligence.

Mahendra, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), mengungkapkan beberapa pemicu utama pertumbuhan ini:

  • Lonjakan ekspor sebesar 7,1%
  • Pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan hingga 9,11%
  • Masifnya perkembangan e-commerce dan infrastruktur logistik

Ini bukan sekadar data ekonomi—ini sinyal kuat bahwa supply chain menjadi tulang punggung baru perekonomian Indonesia.

Kenapa Ini Penting untuk UMKM?

Karena industri sedang tumbuh, dan pintu sedang terbuka lebar. Tapi peluang hanya akan berarti kalau UMKM siap secara manajemen rantai pasok. Artinya, UMKM harus mulai menata ulang proses bisnis: dari pengadaan bahan baku, produksi, pergudangan, hingga pengiriman.

Siapa yang mampu beradaptasi, dialah yang akan menang.

7 Langkah Penting Biar SCM UMKM Kamu Makin Efisien dan Tangguh

Supply Chain Management (SCM) itu bukan cuma urusan pabrik besar. Justru untuk UMKM, manajemen rantai pasok yang rapi bisa jadi senjata buat tumbuh lebih cepat dan masuk ke pasar yang lebih luas. Berikut tujuh tahap penting dalam mengoptimalkan SCM, khusus untuk UMKM:

1. Perencanaan: Fondasi Awal Bisnis yang Kuat

Segala hal besar dimulai dari rencana yang baik. Dalam SCM, perencanaan itu mencakup berbagai hal seperti berapa banyak produk yang mau kamu buat, bahan bakunya dari mana, siapa saja target pasar kamu, sampai jadwal produksi dan distribusi.

UMKM bisa mulai dari yang sederhana: analisis penjualan di bulan-bulan sebelumnya, prediksi tren permintaan, lalu buat jadwal produksi dan pembelian bahan baku. Kalau bisa, manfaatkan data atau tools digital sederhana biar keputusan kamu lebih akurat dan efisien. Perencanaan yang matang bikin usaha kamu lebih siap menghadapi lonjakan permintaan atau kendala di lapangan.

2. Pengadaan Barang: Pilih Mitra yang Tepat, Bangun Kepercayaan

Tahap ini menyangkut proses pembelian bahan baku atau komponen yang dibutuhkan untuk produksi. Nah, supaya efisien, kamu bisa mulai menerapkan sistem pengadaan yang terdokumentasi, misalnya mencatat pemasok, harga, dan kualitas barang secara digital.

Pilih vendor atau pemasok yang bisa diajak kerja sama jangka panjang, komunikatif, dan kualitasnya konsisten. Hubungan baik dengan pemasok itu penting banget, karena bisa bantu kamu saat butuh pengiriman cepat atau stok tambahan mendadak. Gunakan email, WhatsApp bisnis, atau aplikasi pembelian sederhana untuk mencatat semua transaksi secara transparan.

3. Produksi: Jaga Kualitas, Atur Proses Biar Lebih Efisien

Proses produksi itu ibarat jantungnya rantai pasok. Di sinilah bahan baku diubah jadi produk jadi. Bagi UMKM, penting untuk memastikan proses produksi berjalan efisien dan hasilnya konsisten.

Kamu nggak harus langsung punya pabrik modern. Mulai saja dari sistem kerja yang rapi, pemisahan area produksi, penggunaan alat yang dirawat rutin, dan pemeriksaan kualitas sebelum produk dikirim. Jangan ragu buat dokumentasikan SOP sederhana, biar semua anggota tim punya standar kerja yang sama.

4. Manajemen Gudang: Jangan Sampai Stok Menumpuk atau Kehabisan

Setelah produksi selesai, barang jadi biasanya disimpan di gudang atau tempat penyimpanan. Di sinilah peran manajemen stok jadi sangat penting. Jangan sampai kamu punya banyak barang yang nggak laku, atau sebaliknya, kehabisan stok saat permintaan sedang tinggi.

Gunakan metode pencatatan stok yang praktis, seperti FIFO (First In First Out), dan manfaatkan aplikasi stok sederhana yang bisa diakses dari HP. Pastikan kamu tahu kapan barang masuk, kapan keluar, dan berapa sisa stok yang tersedia. Ini bisa bantu kamu ambil keputusan lebih cepat dan tepat.

5. Logistik dan Distribusi: Kirim Barang dengan Cepat, Aman, dan Terlacak

Tahap ini melibatkan pengiriman produk ke pelanggan. Bagi UMKM, layanan pengiriman yang cepat, tepat waktu, dan bisa dilacak jadi nilai tambah besar. Pelanggan makin senang kalau tahu pesanan mereka dalam perjalanan atau sudah sampai.

Pilih jasa ekspedisi yang punya sistem tracking dan layanan pelanggan yang baik. Kalau kamu bisa kirim sendiri untuk area dekat, pastikan rutenya efisien dan barang dikemas dengan aman. Transparansi pengiriman bisa membangun kepercayaan dan bikin pelanggan balik lagi.

6. Retur Barang: Layani Komplain dengan Cepat dan Profesional

Nggak semua hal berjalan mulus. Kadang ada produk rusak, salah kirim, atau tidak sesuai harapan pelanggan. Nah, daripada jadi masalah, mending kamu siapkan sistem retur yang jelas, mudah dipahami, dan cepat tanggap.

Berikan informasi retur di invoice, di media sosial, atau lewat chat saat pengiriman. Tanggapi komplain dengan ramah dan cepat. Bahkan jika kamu nggak bisa mengganti barang 100%, tunjukkan itikad baik dan cari solusi win-win. Pelanggan yang merasa dihargai akan tetap loyal.

7. Pemantauan dan Evaluasi: Supaya Bisnis Kamu Terus Berkembang

Langkah terakhir, tapi nggak kalah penting: pantau dan evaluasi semua proses supply chain kamu. Catat performa pengadaan, kecepatan produksi, tingkat retur, dan kepuasan pelanggan. Gunakan indikator sederhana seperti jumlah penjualan, waktu pengiriman, atau biaya logistik bulanan.

Dengan data ini, kamu bisa tahu bagian mana yang sudah oke dan bagian mana yang masih perlu diperbaiki. Evaluasi rutin bikin bisnismu lebih adaptif, cepat ambil keputusan, dan makin siap bersaing di pasar nasional maupun global.

Baca juga : Transformasi SCM Berkelanjutan: Strategi Menghadapi Krisis Global di 2025

Tantangan UMKM dalam Rantai Pasok: Kenali Sejak Dini, Atasi dengan Strategi

Masuk ke ekosistem rantai pasok bukan perkara mudah, apalagi untuk pelaku UMKM yang masih berkembang. Tanpa manajemen Supply Chain Management (SCM) yang rapi, banyak masalah bisa muncul dan berdampak langsung ke operasional harian hingga kepuasan pelanggan.

Berikut beberapa tantangan nyata yang sering dihadapi UMKM saat belum punya sistem SCM yang kuat:

1. Keterlambatan Pasokan Bahan Baku

Banyak UMKM masih bergantung pada satu pemasok. Akibatnya, saat terjadi keterlambatan, produksi bisa terhenti total. Ini bukan hanya mengganggu jadwal pengiriman, tapi juga bikin pelanggan kecewa dan kepercayaan menurun.

Solusi: Bangun relasi dengan lebih dari satu vendor, dan pastikan kamu punya buffer stok untuk kondisi darurat.

2. Biaya Logistik yang Tinggi dan Tidak Efisien

Tanpa perencanaan rute atau pemilihan jasa pengiriman yang tepat, ongkos kirim bisa membengkak. Bagi UMKM, selisih biaya kirim Rp 5.000–10.000 per item bisa berdampak besar pada margin keuntungan.

Solusi: Gunakan jasa logistik yang menyediakan sistem pelacakan dan bandingkan harga secara rutin. Bila memungkinkan, kerja sama langsung dengan kurir lokal juga bisa jadi opsi hemat.

3. Stok Tidak Tercatat dengan Baik

Tanpa pencatatan yang jelas, UMKM sering mengalami kelebihan stok (overstock) atau malah kehabisan stok (understock). Ini bisa menyebabkan kerugian karena barang menumpuk, atau kehilangan penjualan saat permintaan tinggi.

Solusi: Gunakan sistem sederhana untuk pencatatan barang, bahkan Google Sheet pun cukup untuk awal. Yang penting, data stok selalu diperbarui secara real-time.

4. Sulit Menembus Pasar Ekspor

UMKM dengan produk berkualitas tinggi sering gagal menembus pasar internasional bukan karena produknya buruk, tapi karena sistem rantai pasoknya belum siap. Partner global butuh kepastian soal jadwal produksi, kuantitas pasokan, dan kualitas yang konsisten.

Solusi: Tingkatkan kualitas manajemen SCM kamu secara bertahap, mulai dari perencanaan, kontrol kualitas, hingga manajemen distribusi. Sertifikasi dan legalitas juga sangat membantu membuka pintu ekspor.

Tanpa SCM yang Rapi, Bisnis Bisa Merugi

Tanpa sistem SCM yang baik, bisnis UMKM menjadi rentan. Produk bisa telat sampai, biaya membengkak, pelanggan kecewa, dan akhirnya kompetitor yang lebih siap akan mengambil alih pasar. SCM bukan hanya untuk perusahaan besar, UMKM pun wajib membangun sistem rantai pasok yang transparan, efisien, dan berkelanjutan.

Baca juga : Strategi BPM Terbaik untuk UKM 2025: Efisiensi dan Ketahanan Bisnis di Era Digital

PaDi UMKM: Solusi Cerdas untuk UMKM Masuk Rantai Pasok Nasional

Banyak UMKM kesulitan masuk ke ekosistem industri besar karena pengadaan yang ribet, biaya tinggi, dan sistem yang belum rapi. Nah, sekarang ada solusinya!

PaDi UMKM hadir sebagai platform digital B2B (business-to-business) yang dirancang khusus buat bantu UMKM. Lewat PaDi, kamu bisa:

  • Belanja kebutuhan usaha dengan cepat dan tercatat, jadi nggak ribet urus administrasi.
  • Lihat harga dan vendor secara transparan, jadi bisa pilih yang paling pas buat bisnismu.
  • Hemat waktu dan biaya, karena semua serba online dan efisien.

PaDi UMKM itu seperti jembatan yang menghubungkan UMKM dengan pasar yang lebih luas, termasuk perusahaan-perusahaan besar. Nggak perlu takut bersaing lagi, karena sekarang UMKM bisa tampil lebih profesional dan siap naik kelas!

Ingin UMKM Kamu Naik Kelas? Mulai dari Pelatihan SCM Dulu!

Kalau kamu punya bisnis UMKM, penting banget buat paham cara mengatur pengadaan, produksi, sampai pengiriman barang. Semua ini masuk dalam Supply Chain Management (SCM). Dengan SCM yang baik, bisnis bisa jalan lebih lancar, hemat biaya, dan makin siap bersaing.

Banyak UMKM masih kesulitan karena belum tahu ilmunya. Nah, sekarang kamu bisa belajar langsung lewat pelatihan Supply Chain Management dari IPQI. Materinya gampang dipahami dan cocok buat pemula.

Di pelatihan ini, kamu akan belajar langkah-langkah penting dalam SCM, seperti cara memilih vendor, mengatur stok, dan memastikan barang sampai ke pelanggan dengan cepat dan aman. Semua bisa langsung kamu praktikkan di bisnismu.

Pelatihannya juga dibimbing oleh ahli, jadi kamu nggak akan bingung sendiri. Ini saatnya UMKM kamu naik kelas dan jadi bagian dari industri besar!

Pelajari silabusnya di sini

Training Supply Chain Management

Penutup

Manajemen rantai pasok (SCM) bukan cuma untuk perusahaan besar. Buat UMKM, SCM adalah pondasi penting untuk berkembang, mengelola usaha dengan efisien, dan bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

Dengan sistem yang rapi dan dukungan teknologi seperti PaDi UMKM, UMKM punya peluang nyata untuk naik kelas. Bukan cuma jadi pelengkap, tapi jadi bagian penting dalam industri nasional—bahkan bisa tembus pasar global.

 

FAQ Seputar SCM untuk UMKM

  1. Apakah UMKM perlu menggunakan software khusus untuk SCM?
    Iya, karena software SCM bisa membantu UMKM bekerja lebih efisien. Proses seperti pengadaan, pengiriman, dan pencatatan stok jadi lebih rapi dan otomatis, sehingga mengurangi kesalahan manual.
  1. Apa manfaat utama SCM bagi UMKM?
    Dengan manajemen rantai pasok yang baik, UMKM bisa mengurangi biaya produksi, mempercepat proses distribusi, dan membuat pelanggan lebih puas karena pengiriman lebih tepat waktu.
  1. Bagaimana UMKM bisa terhubung dengan industri besar melalui SCM?
    UMKM bisa memanfaatkan platform digital seperti PaDi UMKM, yang menjadi penghubung antara usaha kecil dan perusahaan besar. Pemerintah juga mendorong kerja sama ini lewat program holding UMKM.
  1. Apakah strategi SCM cocok untuk semua jenis UMKM?
    Cocok. Baik usaha makanan, kerajinan, fesyen, hingga jasa, semua bisa menerapkan prinsip SCM sesuai dengan skala dan kebutuhan usahanya. SCM bisa disesuaikan, tidak harus rumit.

 

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.