PERUBAHAN ISO/TS 16949 : 2009 Menjadi IATF 16949 : 2016
Seiring berubahnya ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015, ISO/TS 16949:2009 yang selama ini menjadikan ISO 9001:2008 menjadi bagian dari requirement-nya turut berubah sesuai dengan konsep standard Quality Management System (QMS) yang baru dengan menggunakan level struktur tertinggi Annex SL dengan berbasis Risk Based Thinking. Terhitung mulai 1 Oktober 2017 penerapan QMS untuk automotive industry harus menggunakan standard IATF 16949. Meskipun persyaratan IATF 16949 merupakan standard yang sejalan dengan automotive Customer Specific Requirement (CSR) dan ISO 9001:2015, namun saat ini IATF 16969 sudah berdiri sendiri, terlepas dari organisasi ISO. Meski begitu proses audit yang dilakukan tetap akan mengacu pada standard ISO 9001:2015 dan CSR.
Edward Librianus, Senior Consultant dan Business Manager dari IPQI (Indonesia Productivity and Quality Institute (IPQI) menjelaskan mengenai upgrading IATF 16949:2016 saat menjalankan kick off meeting dan Pre Assessment Upgrading IATF 16949:2016 di PT IRC INOAC (14/02). IATF 16949 dikeluarkan oleh International Automotive Task Force (IATF) sejak tanggal 1 Oktober 2016 yang lalu.
Mengapa harus menerapkan IATF?
- Continual Improvement baik dari ISO 9001 ataupun IATF memiliki tujuan yaitu continual improvement artinya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, dengan adanya improvement diharapkan kinerja perusahaan dapat lebih baik.
- Standar IATF ini berfokus pada prventif defect, analisa harus dilakukan untuk mencegah defect.
- Menerapkan customer specific requirements (CSR’s) dan penerapan analisa dengan menggunakan tools. Terdapat enam tools yang digunakan untuk menganalisa IATF 16949, yaitu FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), SPC (statistical proses control), MSA (Measurement System Analisys), APQP (Advance Produk Quality Planning), PPAP (Production Part Approval Proses) dan Control Plan.
- Mengedepankan tindakan untuk memperkecil variasi proses dan waste (pemborosan) baik pemborosan material, waktu dan lain-lain.
Tujuan penerapan IATF 16949 ini antara lain:
- Melakukan peningkatan berkesinambungan (Continual Improvement)
- Mengedepankan tindakan pencegahan defect
- Memasukkan penerapan Customer Specific Requirement dan Core Tools
- Mengurangi variasi proses dan waste (pemborosan) pada supply chain.
ISO 9001:2015 yang menjadi dasar IATF 16949, membentuk persyaratan automotive industry ini menjadi identik dengan persyaratan ISO 9001:2015, antara lain:
- 10 Klausul berbaasis high level structure Annex SL
- Pemahaman konteks organisasi
- Konsep Risk Based Thinking yang kuat pada tiap kluasulnya
- Pendepatan yang komprehensif terkait dengan pengendalian penyedia produk dan jasa dari eksternal.
- Bukan hanya focus kepada customer, melainkan juga ke semua pihak berkepentingan (interested party) dengan memenuhi semua kebutuhan dan ekspektasi mereka.
- Kepemimpinan dan komitmen Top Management tekait penerapan QMS dan customer focus
- Menyederhanakan definisi dokumen dan record menjadi documented information.
- Menjaga organizational knowledge.
Penerapan standard IATF 16949 ini tetap harus memperhatikan persyaratan ISO 9001:2015 dan Customer Specific Requirements (CSR’s). Namun, berbeda dengan ISO/TS 16949:2009 lalu, persyaratan ISO 9001:2015, tidak tercantum secara langsung pada persyaratan standard ini. Dengan demikian untuk penerapannya, perusahaan harus memiliki kedua manual standard tersebut (ISO 9001:2015 dan IATF 16949).