PROJECT MANAGEMENT DALAM INDUSTRI AUTOMOTIVE

Rate this post

Di segala jenis industri, khususnya industri automotive, Perencanaan (Planning) merupakan langkah paling penting yang harus dilakukan. “If You Fail to Plan, You Plan to Fail” (Benjamin Franklin). Parameter keberhasilan proses perencanaan produksi antara lain dapat ditunjukkan dengan tingkat reject yang rendah, produktifitas dan efisiensi yang tinggi. Hal tersebut dapat dicapai dengan proses perencanaan dan pengembangan yang baik, dalam industri otomotif dikenal Advanced Product Quality Planning (APQP).  Dengan perencanaan yang baik:

  • Sejarah (lesson learn) pada produk similar sebelumnya dapat diidentifikasi sejak awal agar dapat diantisipasi tidak terjadi kembali pada produk baru
  • Potensi timbulnya kegagalan produk dan proses baik secara teknikal maupun non teknikal dapat dikendalikan pada proses
  • Menggunakan core tools sebagai alat bantu analisas potensi masalah seperti FMEA, SPC, dan MSA sebagai yang memperkuat data dalam proses perencanaan.
  • Melakukan pengendalian dan monitoring pada tiap tahap pelaksanaan development secara ketat, dan menetapkan tindakan recovery terhadap tahapan proses yang terlambat

 

Masih banyak perusahaan yang terjebak dengan aktifitas perencanaan produk baru dengan pendekatan konvensional. Kendala dengan konsep konvensional ini adalah :

  • Permasalahan timbul saat produk sudah berjalan, akibatnya biaya dan waktu yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
  • Karena perbaikan dilakukan setelah timbul masalah, akibatnya memberi potensi produk reject/bermasalah terkirim ke customer.

APQP menekankan perencanaan mutu produk baru dengan lebih terencana, melakukan antisipasi potensi masalah, dan melakukan tindakan-tindakan pencegahan sebelum masalah tersebut terjadi Prinsip “Nanti Bagaimana” mengedepankan Risk Based Thinking untuk memikirkan risiko dan permasalahan yang mungkin terjadi saat produk baru tersebut diproduksi massal leh bagian produksi.

Tujuan APQP

  • Biaya pengembangan produk bisa ditekan
  • Project bisa diselesaikan tepat waktu
  • Meminimalisasi permasalahan produk baru di produksi
  • Kualitas produk baik sejak awal produk dibuat/ dilaunch

APQP PHASES

  • Planning (Perencanaan dan Penetapan Ruang Lingkup Project)
  • Product Design & Development (Perancangan & Pengembangan produk).
  • Process Design & Development (Perancangan & Pengembangan proses).
  • Product & Process Validation (Validasi proses Produksi)
  • Feedback, Assessment & Corrective Action (Umpan balik, penilaian dan tindakan perbaikan).

Melalui tahapan phase-phase di atas dan penggunaan alat analisa pencegahan (Core Tools) yang tepat, proses produksi dapat terhindar dari permasalahan-permasalahan yang menghambat produksi massal produk baru. Hal ini dapat pula memberikan kepuasan kepada customer karena project produk baru tepat waktu, dan inisial produk yang dikirim memiliki kualitas yang sesuai dengankeinginan customer.

Tentunya metode ini dapat pula digunakan oleh industri non otomotif, karena iklim industri saat ini menuntut persaingan yang ketat dalam memuaskan customer dalam menjamin produk yang dipesan sesuai dengan kriteria keinginan customer dan bagi perusahaan menjadi tindakan pencegahan dari pemborosan yang diakibatkan banyaknya permasalahan produksi yang diakibatkan produk baru. INGAT…!! BILA ANDA GAGAL DALAM MELAKUKAN PERENCANAAN, BERARTI ANDA SEDANG MERENCANAKAN KEGAGALAN ITU SENDIRI.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Untuk informasi selanjutnya silahkan hubungi kami, Indonesia Productivity & Quality Institute di www.ipqi.org . Terima Kasih.

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?