Petani Lokal Sebut Cabai Impor Vietnam dan China Rawan Bahan Pengawet dan Konsumen Menilai Kualitas Cabai Rawit Impor Buruk

PQ News
Rate this post

Sobat Quality..mengkuti perkembangan perdagangan nasional kita saat ini dengan adanya impor cabai tentunya menyebabkan prokontra di semua kalangan (berhubung menyentuh urusan perut 🙂 )

berikut kutipannya:

Jakarta – Cabai impor dari China dan Vietnam butuh waktu lama untuk sampai di pelabuhan Indonesia. Kenyataan ini membuat Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia yang mewakili petani cabai mencurigai kualitas cabai impor.

Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Dadi Sudiana mengatakan, cabai impor asal China dan Vietnam biasanya didatangkan dengan kapal laut. Pengangkutan dengan pesawat terbang sangat tak ekonomis.

“Impor cabai dari Vietnam pakai kapal laut butuh seminggu hingga 10 hari, seminggu paling cepat. Ada juga dari China bisa dua minggu,” kata Dadi kepada detikFinance, Rabu (26/6/2013)

Dadi menuturkan, kenyataannya kondisi cabai pada suhu normal akan busuk dalam hitungan hari, apalagi terkena udara lembab atau basah. Karena itu Dadi mempertanyakan rencana impor cabai dari negara-negara yang jarak tempuhnya jauh.

“Mungkin diberi pengawet, ya mengerikan. Jadi janganlah ada impor,” serunya.

Karenanya, Dadi menolak rencana Menteri Perdagangan Gita Wirjawan akan membuka kran impor cabai untuk meredam harga di dalam negeri. Mereka beralasan, kondisi tersebut justru hanya menguntungkan importir.

Dadi mengakui, saat ini produksi cabai mengalami penurunan karena cuaca ekstrem yang terjadi awal Juni lalu. Meski demikian, Dadi optimistis produksi cabai kembali normal, setelah beberapa hari terakhir mulai ada tanda-tanda masuk musim kemarau.

“Janganlah sampai ada impor, kalau impor itu yang menikmati hanya importir kecuali yang impor itu Koptan (Koperasi Petani),” kata Dadi.

http://finance.detik.com

REPUBLIKA.CO.ID, CIBITUNG — Tingginya harga cabai rawit merah di pasaran menimbulkan diturunkannya kebijakan pemerintah untuk memasok cabai rawit impor. Puluhan ribu ton bawang merah dan cabai rawit segera masuk Indonesia pada pekan ini. Bawang merah sebanyak 16.781 ton, sedangkan cabai rawit 9.715 ton. Sebagian besar komoditas tersebut berasal dari Vietnam dan Cina.

Namun, hingga saat ini ketersediaan cabai rawit impor merah tersebut tak kunjung datang. Salah seorang pedagang cabai rawit di Pasar Induk Cibitung Kabupaten Bekasi, Ahmad Efendi (41 tahun), mengatakan padaROL, Rabu (24/7), hingga saat ini pasokan cabai rawit merah impor belum masuk di pasar induk.

Dia menambahkan, saat ini hanya cabai rawit merah lokal yang tersedia. “Biasanya tiga hari menjelang lebaran, cabai impor baru sampai di pasar. Paling juga cabai rawit merah dari Blitar yang masuk ke pasar saat ini,” jelasnya.

Ahmad memaparkan, harga cabai rawit merah saat ini belum mengalami penurunan harga. Saat ini harga cabai rawit merah lokal mencapai Rp 65 ribu per kilogram (kg). Sementara untuk cabai rawit merah Blitar Rp 50 ribu per kg.

Dia menjelaskan, tak banyak pedagang yang mau menjual cabai rawit merah impor. Pasalnya, kualitas cabai rawit merah impor kalah jauh bila dibandingkan dengan kualitas cabai rawit merah lokal.

Dia menjelaskan, cabai rawit merah lokal lebih kering dan tidak pedas sama sekali. Sama halnya yang diutarakan Roni (27 tahun), dia mengakui lebih memilih membeli cabai rawit merah lokal dibandingkan cabai rawit impor. “Jauh mas bedanya. Lebih bagus cabai rawit lokal. Pedasnya pun lebih enak kalau cabai rawit merah lokal,” jelasnya.

http://www.republika.co.id/

Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?