9 Tips dalam Mengimplementasi IATF 16949

Rate this post

ISO/TS 16949 yang terbaru telah dipublikasikan oleh IATF (International Automotive Task Force) pada bulan Oktober 2016. Standar internasional yang diperuntukkan untuk industri otomotif tersebut ditetapkan oleh IATF bukan dari ISO (International Standard Organization). Meski berganti nama menjadi IATF, standar ini masih mengadopsi ISO 9001 versi 2015. IATF 16949 memuat tiga persyaratan, yakni: ISO 9001:2015, persyaratan otomotif dan persyaratan pelanggan.

Selain perubahan nama dari ISO/TS 16949 menjadi IATF 16949:2016, perubahan lainnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • CSR (Customer Specific Requirement) yang sebelumnya ditetapkan berdasarkan SQAM, Engineering Standard dan Drawing, sekarang ditambahkan mengenai Supplementary yaitu terkait inventori (misal: permintaan safety stock), komunikasi (contoh: IT Portal dari Customer sebagai cara untuk mendistribusikan PO, Delivery Schedule, dll seperti di TAM, Nissan, GM).
  • Penetapan Interested Parties ditambahkan mengenai pihak overseas (export), assosiasi (misal : SNI)
  • Untuk proses subkon harus dikendalikan mengenai Premium Freight dan pengendalian Product Failure
  • Supplier yang produknya tepasang software di dalamnya maka harus diaudit validasi software tersebut saat Audit Supplier.
  • Second Party Audit kembali menggunakan sistem yang dulu ada di QS 9000 yaitu bisa menggunakan checklist audit milik customer(QS 9000-terlampir).
  • Scope FMEA ditambahkan mengenai minimum of potential and actual recallfield complaints, scrap, rework.
  • Scope Contingency Plans ditambahkan mengenai notifikasi customer (misal : mengenai kinerja kualitas, pengiriman, dll), restart of production and production stop procedure, termasuk terhadap prosedur operasional yang tidak dilakukan oleh pihak terkait (operator, QC, dll).
  • Personnel Safety harus dilakukan special training terkait appearance itemwelding dan product safety.
  • Internal audit ditambahkan bagaimana cara memelihara hasil audit agar kualitasnya semakin meningkat. Untuk menghindari hasil audit yang belum sesuai ekspektasi. Misalnya dengan cara refreshment training Internal Auditor.
  • Management Review untuk item Potential Field Failure, bila ada problem di Customer maka kita harus melakukan verifikasi di Internal agar tidak terjadi cacat produk yang sama (Lesson Learn).
  • Supplier Development: prioritas sertifikasi ISO 9001 diwajibkan untuk supplier yang memiliki kinerja paling buruk.

Baca juga:

Tidak hanya mengikuti persyaratan pelanggan tetapi juga dibutuhkan improvement terhadap sistem secara keseluruhan. Mulai dari proses penerimaan, realisasi sampai pengiriman produk dan jasa kepada pelanggan.

 

Di penghujung artikel ada tips yang mungkin bisa membantu anda dalam implementasinya:

  1. Pastikan semua elemen perusahaan berkomitmen untuk menerapkan ISO TS/IATF.
  2. pastikan juga terjalin komunikasi yang baik antara perusahaan anda dan pemasok.
  3. Lakukan Gap analisis yang membandingkan Sistem Manajemen Mutu yang ada (QMS) dengan persyaratan IATF.
  4. Lakukan survei dengan pemangku kepentingan Anda dan berikan penawaran tentang proses kualitas saat ini.
  5. Bentuk sebuah tim implementasi.
  6. Menjalankan peran, tanggung jawab dan kerangka waktu.
  7. Terapkan prinsip dasar standar ISO / TS 16949 untuk organisasi Anda.
  8. Latih staff anda.
  9. Melakukan audit internal secara teratur untuk meninjau sistem IATF Anda.
Spread the love
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Oh no...This form doesn't exist. Head back to the manage forms page and select a different form.
Need Help?